Sempat menyimpan prasangka
Duo Brin - Page mulai lekat pada masa perkenalan orientasi mahasiswa baru di Universitas Stanford. Saat itu Sergey Brin bertugas sebagai pemandu bagi Larry dan sejumlah mahasiswa baru. Kendati lebih muda dari Larry dan teman-temannya, Sergey telah dua tahun sebelumnya berkuliah di Stanford.
"Sewaktu baru bertemu, kami sama-sama berprasangka bahwa yang lain sangat menyebalkan. Namun entah bagaimana, kami menjadi sahabat," tutur Page.
Lantaran sering berdebat, mereka akhirnya jadi saling mengenal dan menghormati. Apalagi keduanya sama-sama dibesarkan dalam keluarga yang menjadikan adu otak sebagai menu sehari-hari, terutama menyangkut masalah komputer, matematika, dan masa depan umat manusia.
Belajar mempertahankan gagasan membuat mereka memiliki kedalaman intelektual yang sulit ditandingi.
Di kampus, Brin dan Page selalu bersama, sampai-sampai terkenal sebagai "LarryandSergey". Roger Motwani, guru besar yang pernah menjadi pembimbing Sergey pada 1993, memperhatikan persahabatan mereka.
"Mereka sama-sama cemerlang, sama-sama orang paling cerdas yang pernah saya kenal. Sergey seorang pemecah masalah yang praktis, perekayasa. Meski urakan, ia sangat cerdas. Kecerdasannya seperti es krim yang meleleh ke mana-mana. Page, sebaliknya, seorang pemikir yang mendalam. Ia ingin tahu, mengapa suatu alat bisa berfungsi."
Mereka juga memiliki minat, kepribadian, serta keterampilan saling melengkapi. Sergey lebih terbuka dan mudah bergaul, sedangkan Larry lebih pendiam.
"Google dimulai sewaktu kami jadi mahasiswa program doktor di Stanford. Waktu itu kami belum tahu apa yang sesungguhnya kami inginkan, tapi kami menganggap optimisme itu penting. Dan kita harus sedikit konyol bila menyangkut sasaran yang ingin kita tetapkan. Kita juga harus mencoba sesuatu yang tak akan dikerjakan kebanyakan orang," jelas Page.
Brin menambahkan, "Kami memperlakukan Google agak mirip universitas. Kami mempunyai banyak proyek, mungkin sekitar 100. Kami bekerja dalam kelompok- kelompok kecil, tiga atau empat orang untuk tiap proyek. Misalnya, ada yang menggarap biologi molekuler, ada juga yang khusus di pengembangan perangkat keras."
Profesor Dennis Allison dari Stanford University menyebut, "Mereka betul-betul digerakkan oleh sebuah visi tentang bagaimana seharusnya sesuatu bekerja, dan bukan untuk mencari uang. Gagasan untuk mendigitalkan seluruh jagad raya dan mewujudkannya sampai berhasil adalah sesuatu yang tidak akan diperjuangkan mati-matian oleh banyak orang, meskipun mereka tahu itu perlu."
Baca Juga : 5 Kesalahan Terbesar Google Maps yang Pernah Terjadi, Bahkan Sampai Sebabkan 2 Negara Berselisih!
Allison menambahkan, "Mereka tidak menyukai beberapa hal yang telah menjadi kebiasaan di kalangan pengusaha besar Amerika dan tidak takut dengan pendapat orang tentang sikap tersebut."
Perjalanan waktu membuktikan, ketika sudah mencapai puncak, Brin dan Page tetap menjadi sosok sederhana yang lebih menyukai kerahasiaan pribadi mereka tetap terjaga, hidup bebas, dan tidak terjebak dunia gemerlap.
Ciri khas kacang yang tak pernah lupa pada kulitnya.
Baca Juga : Pantas Saja Tak Tersedia di Google Playstore, Rupanya 5 Aplikasi Android Ini Sangat Canggih
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR