Advertorial
Intisari-online.com - Hingga saat ini kelompok militan ISIS menjadi salah satu ancaman mengerikan di dunia.
Kelompok ini dengan tegas memerangi negara barat di Timur Tengah dengan cara yang radikal dan kontroversial.
Salah satu yang paling memilukan dalam invasi ISIS di Timur Tengah adalah kasus penculikan yang melibatkan orang-orang Yazidi untuk dijadikan budak seks.
Melansirthelogicalindian, salah satu kisah paling terkenal berasal dari mantan budak seks ISIS bernama Nadia Murad.
Baca Juga : Kok Bisa Pangeran Charles yang Tak Pernah Terjun ke Medan Perang Punya 9 Medali Pertempuran?
Ia adalah salah satu mantan budak seks ISIS, yang kini menjadi aktivis hak asasi manusia bagi perempuan Yazidi di Irak.
Seperti wanita-wanita pada umumnya, Murad adalah salah satu dari korban kekejian kelompok militan ISIS.
Pada Agustus 2014, ketika dia berusia 21 tahun, Murad diculik oleh sekelompok militan ISIS dari desanya Kocho dekat Sinjar di Irak Utara.
Selama penculikannya, ibunya dan lima dari delapan saudara laki-lakinya dibunuh dengan kekerasan, bersama dengan 300 orang lainnya dalam genosida Yazidi.
Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur
Namun kini Murad memimpin kampanye yang bekerja untuk membangun kembali wilayah Sinjar.
Sinjar sendiri sudah menjadi rumah bagi lebih dari 4 orang Yazidi, yang hancur karena perang.
Dalam otobiografinya Gadis Terakhir: Kisahku tentang Penawanan dan Pertarungan Melawan Negara Islam, Murad menceritakan siksaannya di kamp ISIS dan mengungkapkan kepada dunia realitas gelap perdagangan budak seks yang dipraktikkan ISIS.
Baca Juga : Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang
Dalam bukunya ia menceritakan, kehidupannya yang terkurung dalam sebuah ruangan dan ketika ada orang yang membuka pintu, tak lain ia adalah anggota ISIS yang hendak memperkosanya.
Dalam upayanya untuk melarikan diri Murad telah berulang kali melakukan pelarian namun beberapa di antaranya gagal.
Setelah satu usaha gagal untuk melarikan diri, dia dicambuk dan diperkosa oleh enam orang sampai dia pingsan.
Hari-hari itu adalah yang tersuram bagi Murad, ia berkata, "Tidak pernah lebih mudah untuk menceritakan kisah Anda.Setiap kali Anda mengucapkannya, Anda menghidupkannya kembali."
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Hingga pada suatu ketika Murad berhasil meloloskan diri dengan melompati dinding komplek tempat tinggal penculiknya.
Sewaktu ia meloloskan diri, ia dibantu oleh seorang pria bernama Abid Shamdeen, yang bekerja sebagai penerjemah di Angkatan Darat AS.
Mereka berdua bertemu selama hari-harinya dengan trauma yang intens menyusul pelarian yang berani dari tahanan ISIS di Mosul di Irak.
Dia menemukan suaka di Jerman dan telah menjadi wajah bagi ratusan perempuan Yazidi yang diperkosa geng, disiksa, disiksa dan dijual secara terbuka oleh ekstrimis ISIS yang terkenal.
Hingga saat itu setelah berhasil diselamatkan Murad mengikuti seleksi sebagai Duta besar PBB pada tahun 2017, untuk orang-orang yang bertahan hidup dari perdagangan manusia.
Waktu berlalu sejak saat itu, pada Agustus 2018 lalu, Murad mengumumkan melalui Twitter-nya bahwa ia akan menikah dengan Abid Shamdeen, pria yang membantunya dalam pelarian waktu itu.