Advertorial

Kuburan Massal Penguin di Antartika Ini Tunjukkan Masa Lalu dan Masa Depan

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Intisari-Online.com- Di Semenanjung Panjang di Antartika timur terdapat kuburan massal kuno yang besar.

Kuburan ini seakan menceritakan kisah tentang bagaimana perubahan iklim bisa terlihat di masa depan.

Terkubur di bawah lapisan sedimen adalah ratusan penguin Adelie yang sudah mati selama 1.000 tahun terakhir.

Dilansir dari IFL Science, Jumat (7/9/2018), para peneliti telah belajar bahwa kedua peristiwa yang terjadi pada 750 dan 200 tahun yang lalu disebabkan oleh hujan dan salju-salju tebal.

Baca Juga : (Video) Menggemaskan, Beginilah Jadinya Jika Penguin Kutub 'Numpang Eksis' di Depan Kamera

Sekarang, kondisi yang menyebabkan dua kematian terakhir ini cenderung menjadi lebih umum karena perubahan iklim.

Selama 3.900 tahun, penguin Adelie hanya tinggal di Antartika.

Ilmuwan karbon mengisahkan usia mumi penguin yang mereka temukan berdasarkan sedimentasi, feses, dan semuanya.

Itu semua menunjukkan pergeseran dalam Mode Annular Selatan, yakni pola angin di Samudera Selatan yang menghembuskan udara basah ke Antartika Timur.

Baca Juga : Meski Dicemooh Di Sana-sini, Nyatanya Ekonomi Amerika Serikat Melejit di Era Donald Trump, Angka Pengangguran pun Menurun Drastis

Utara itulah yang menyebabkan kematian massal tersebut.

Udara basah ini menyebabkan peningkatan curah hujan.

Anak-anak Penguin tidak memiliki bulu yang diperlukan untuk bertahan hidup udara yang ekstrim dan curah hujan ini menyebabkan mereka jatuh sakit dan hipotermia.

Selain itu, salju juga menyulitkan para indukannya untuk menemukan habitat yang cocok.

Baca Juga : Joe-4, Bom Hidrogen Soviet yang Ternyata Dikembangkan oleh Pria Kontra-Revolusioner

Saat ini, hampir sepertiga dari spesies ini hidup di wilayah Long Peninsula.

Tapi perubahan iklim bisa membuat perubahan dalam Mode Annular sangat dimungkinkan dan itu juga akan mengancam spesies penguin lebih lanjut.

"Tren iklim baru-baru ini di Antartika, termasuk pola cuaca dan curah hujan yang meningkat menunjukkan bahwa risiko kematian penguin cenderung meningkat," tulis para penulis.

Kejadian kematian massal ketiga terjadi pada tahun-tahun belakangan ini selama periode hujan dan salju yang tak henti-hentinya pada 2013 dan kemudian di tahun 2017 ketika hanya dua dari sekitar 40.000 anak penguin yang selamat.

Namun, meski memiliki masa lalu yang penuh gejolak, penguin Adelie terlihat mengalami kenaikan jumlah populasi.

Baca Juga : Inilah 4 Alasan Mengapa Xiaomi Redmi 6A Tidak Seistimewa Redmi 5A

Artikel Terkait