Advertorial

Penulis Sukses Bunuh Diri karena Lupa Cara Menulis, Ini Isi Surat Terakhirnya Sebelum Mati

Adrie Saputra
Adrie Saputra
,
Aulia Dian Permata

Tim Redaksi

Intisari-Online.com - Katherine Perrett-Clarke, 53, yangbiasa dipanggil Kate, memiliki karir yang sukses dalam menulis karya akademis untuk publikasi militer.

Namun sayangnya dia mulai menderita kehilangan memori pada tahun 2014 dan didiagnosis dengan sindrom kelelahan kronis - ME.

ME atau yang juga dikenal sebagai Myalgic Encephalomyelitis, adalah kondisi neurologis jangka panjang yang dapat menyebabkan kelelahan ekstrim, palpitasi jantung, masalah dengan memori, dan nyeri sendi.

Pada tanggal 19 Maret, ibu dari tiga anak perempuan ini ditemukan gantung diri di rumahnya, di Blackpool, Inggris.

Baca juga:Anak Kelas 4 SD Dibully Hingga Akhirnya Bunuh Diri, Ibunya Ucap Kata-kata Menyentuh Sebelum Kematian Anaknya

Suaminya yang putus asa,Malcolm Clarke, mencoba menyelamatkan hidupnya dengan melakukan CPR.

Sepucuk surat ditemukan di samping tubuhnya yang ditujukan untuk suaminya.

Clarke, yang bekerja sebagai sopir minibus, mengatakan, "Dia menelepon saya ketika saya sedang mengemudi, dia mengatakan bahwa dia mencintai saya, tetapi ini tampak normal bagi saya."

"Dia juga telah meneleponanak-anaknya untuk memberi tahukan hal yang sama."

"Ketika saya pulang, pintunya tidak dikunci dan itu tidak biasa, saya menemukannya di tangga."

"Saya memberinya CPR dan bantuan medis tetapisudah terlambat."

"Saya tidak pernah menyangka ini semua akan terjadi. Dalam beberapa hal, saya ingin mengira itu sebuah kecelakaan."

Clarke menambahkan, "Sebelum kematiannya, orang-orang di sekitarnya telah memperhatikan perbedaan dalam dirinya."

Baca juga:Kisah Nero: Kaisar Romawi yang Gila Kemewahan, Tirani, namun Mengakhiri Hidupnya dengan Bunuh Diri

"Kata-kata dan buku adalah cintanya, tetapi sekarang diaharus bersusah payah untuk menulis."

"Dia membutuhkanbahkan kadang lupa ke mana dia pergi dan orang-orang terdekatnya melihat penurunan."

"Dia juga menderita ME."

Kadangdia akan bangun danmenjalani seperti hari-hari yang biasa namun kadang dia hanya bisa bangun dan hanya mencapai sofa."

"Dia akan mengatakan dia merasa seperti berlari maraton."

"Dalam waktu yang lama dia menjadi lebih terbatas untuk aktivitas di rumah dan kurangaktivitasdi luar rumah."

Sebelum kematiannya, Perrett-Clarke menulis, "Saya merasa bingung dan sangat sulit memahami apa yang kadang dikatakan orang."

"Konsentrasi saya telah hilang."

"Saya menjadi sangat mudah tersinggung dan itu tidak seperti saya."

"Tidurku telah berubah, saya tidak tahu siapa orang-orang."

Baca juga:Tragedi Jonestown, Saat 912 Orang Memilih Lakukan Bunuh Diri Massal

Perrett-Clarke pernah belajar politik dan bahasa Inggris di Loughborough University sebelum mendapatkan kualifikasi mengajar dan menjadi penulis yang meneliti sejumlah topik.

Dia telah menetap di Blackpool dengan suaminya, seorang mantan prajurit.

Dia menetap selama lima tahun terakhir hidupnya, setelah pindah ke seluruh negeri selama bertahun-tahun dengan pekerjaan militer suaminya.

Teman dan keluarga menggambarkannya sebagai seseorang dengan kehidupan yang positif. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)

Artikel Terkait