Advertorial
Intisari-Online.com - Apakah Anda tahu hoverboard?
Benda ini terdiri dari dua landasan kaki kecil yang diapit oleh dua roda.
Benda ini mirip skateboard, namun menggunakan baterai dan berjalan secara horizontal.
Landasan hoverboard menggunakan teknologi sensor giroskop, sehingga pengguna alat ini harus mengarahkan kemiringan kaki dan badannya untuk menggerakkannya.
Namun sayangnya ada kejadian kurang menyenangkan terkait benda ini.
Rekaman video yang mengejutkan beredar di media sosial, menunjukkan seorang anak kecil menaikihoverboard di ruang tamu ketika tiba-tiba benda itu mulai mengeluarkan asap.
Bocah laki-laki itu cepat-cepat kabur, melompat dari hoverboard-nya.
Anak perempuan yang duduk di kursi tampak terkejut melihat hoverboard yang meledak seketika di depannya.
Gadis kecil yang mungkin masih ketakutan itu terlihat melompat dari kursinya dan berlari dari tempat kejadian setelah kakaknya berhasil melarikan diri ke sebuah ruanganlain.
Menurut Liberty Times Net, kejadian itu berlangsung di sebuah rumah, di Kota Hefei, Provinsi Anhui, China.
Laporan itu juga menyatakan kedua anak itu tidak terluka oleh insiden itu, tetapi tidak diragukan lagi mereka masihshock dan tidak tertarik untuk bermain hoverboard lagi dalam waktu dekat.
Baterai lithium yang dapat diisi ulang itu rusakdan dilaporkan memicu ledakan.
Baca juga:Kubah Lava Gunung Merapi Terus Tumbuh Hingga 36.000 Meter Kubik, Berbahayakah?
Rupanya hal itu bukan kasus pertama tentanghoverboard yang dilaporkan "berasap".
Pernah ada kejadian lain hoverboardmeledak dan membakar rumah di Louisiana.
Kembali pada tahun 2015 di sebuah pusat perbelanjaan di pembeli Washington, pengunjung dipaksa untuk mengungsi karenahoverboard mengeluarkan api.
Masalah besar ini berhubungan dengan kualitas baterai lithium-ion yang dapat diisi ulang di dalam perangkat.
Baca juga:Militer AS Siap Menggempur Suriah, Pasukan Rusia pun Siagakan Su-35 dan Jet Tempur Siluman
Baterai pada hoverboardbekerja dengan cara yang sama seperti baterai lithium-ion di smartphone, tablet, dan laptop kami.
Itu sangat rentan terhadap kerusakan.
Penyebab utama adalah karena beberapa merek telah memutuskan untuk membeli komponen yang lebih murah, termasuk baterai lithium-ion.
Tujuannya agar produknya lebih terjangkau dan harga dapat bersaing. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)