Intisari-online.com - Sebuah penelitian baru menunjukkan beberapa kerutan di dahi tak hanya tanda dari penuaan, tetapi juga adanya risiko penyakit jantung.
Penelitian yang dilakukan di Perancis ini menemukan bahwa orang dengan banyak kerutan di dahi memiliki potensi penyakit jantung dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kerutan dahi.
Terutama bila kerutannya lebih dalam dari umumnya.
Penulis studi ini mengatakan jika temuan dikonfirmasi dengan penelitian tambahan, melihat kerutan dahi bisa menjadi cara yang mudah dan murah untuk mengindetifikasi orang yang berisiko tinggi punya penyakit jantung.
Baca juga: Arief Rivan Meninggal Dunia: Ternyata Gejala Serangan Jantung Mirip Masuk Angin Lho
"Anda tidak dapat melihat atau merasakan faktor-faktor risiko seperti kolesterol atau hipertensi," kata Yolande Esquirol, peneliti dari Center Hospitalier Universitaire de Toulouse di Perancis, dilansir Live Science, Senin (29/8/2018).
"Kami mengamati kerutan di dahi sebagai penanda adanya penyakit, ini sesuatu yang sangat sederhana dan murah. Hanya dengan melihat wajah seseorang, kita bisa memberikan saran kepada mereka," jelas Esquirol yang mempresentasikan studinya ini di Munich, 26 Agustus lalu di European Society of Cardiology Congress 2018.
Namun peneliti menggarisbawahi tidak semua kerutan adalah tanda penyakit jantung.
Mereka menemukan hubungan antara keduanya tapi tidak akan menggantikan faktor klasik seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol.
Baca juga: Transformasi Jonatan Christie, Dari Bocah Imut Hingga Bikin Histeris Wanita di Asian Games
"Hanya saja jika seseorang memiliki banyak kerutan dahi yang dalam, itu bisa menjadi penanda aterosklerosis atau pengerasan arteri karena penumpukan plak," jelas Esquirol.
Dalam studi ini, peneliti menganalis lebih dari 3.200 data orang dewasa Perancis yang berusia 32, 42, 52 dan 62.
Para peserta menjalani pemeriksaan di mana dokter menilai kerutan di dahi, kemudian menetapkan skor berdasarkan jumlah dan kedalaman kerutan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | intisari-online |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR