Advertorial

Bima Sakti Diganjar Kartu Merah: Bolehkah Wasit Memberi Kartu Merah untuk Pelatih Tim?

Aulia Dian Permata
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Wasit Robert Evans memberi kartu merah pada Bima Sakti dan mengusirnya ke luar lapangan. Bolehkah wasit memberi kartu merah pada pelatih?
Wasit Robert Evans memberi kartu merah pada Bima Sakti dan mengusirnya ke luar lapangan. Bolehkah wasit memberi kartu merah pada pelatih?

Intisari-Online.com - Laga antara timnas Indonesia U-23 melawan timnas Uni Emirat Arab dalam Asian Games 2018 berakhir dengan hasil yag tidak memuaskan.

Indonesia menelan kekalahan lewat babak adu pinalti setelah sebelumnya seri dengan skor akhir 2-2.

Dalam adu pinalti, timnas Indonesia kalah dengan skor 3-4 dan harus mengakhiri langkah mereka di Asian Games 2018 ini.

Tak hanya menelan kekalahan, laga ini juga menyisakan pertanyaan bagi banyak penonton.

Baca Juga:Evans Shaun Wasit Pemimpin Laga Indonesia Vs UEA Ternyata Punya Rekam Jejak Kontroversial

Pasalnya saat pertandingan masih berlangsung, asisten pelatih Timnas Indonesia Bima Sakti diganjar kartu merah oleh wasit Shaun Robert Evans.

Evans berlari mengacungkan kartu merah pada Bima Sakti dan mengusirnya ke luar dari lapangan dan masuk ke ruang ganti.

Evans menilai selebrasi Bima Sakti usai gol ke-2 Indonesia yang dicetak oleh Lilipaly terlalu berlebihan.

Bima Sakti membanting botol di bangku pelatih setelah Lilipaly mencetak gol tambahan pada menit 90+5.

Baca Juga:Dampak Listrik Mati 9 Bulan, Warga Venezuela Harus Rela Makan Daging Busuk

Terlepas dari keputusan Evans, bolehkah seorang wasit pertandingan memberi kartu merah pada pelatih tim yang sedang berlaga?

Wasit memang memiliki kewenangan penuh untuk meminta pelatih dan tim meninggalkan bangku jika dianggap berperilaku buruk dan menimbulkan konflik.

Biasanya wasit akan berlari menghampiri pelatih untuk mengatakan agar mereka tenang dan mengusirnya ke ruang ganti, sejauh mungkin dari tepi lapangan.

Semua dilakukan melalui lisan, disampaikan dan tidak disimbolkan dengan kartu.

Baca Juga:Ini 19 Daftar Belanja Pribadi Zumi Zola yang Diduga Dibayar Menggunakan Uang Gratifikasi

Tapi pada tahun 2017 kemarin, A-League (liga pertandingan sepakbola Australia) mulai membuat peraturan baru tentang kartu kuning dan merah untuk pelatih.

Ini adalah yang pertama kalinya dalam kompetisi sepakbola tingkat atas di dunia.

Perilaku yang akan diganjar kartu merah mencakup melempar dan menendang botol air, meludah, menghina atau berkata kasar.

Sementara kartu kuning akan diberikan pada pelatih yang melakukan isyarat provokatif atau memasuki area tim pleatih lawan.

Baca Juga:Tak Hanya Idrus Marham, 6 Politisi Ini Juga Disikat KPK di 'Jumat Keramat'

Bahkan, konsekuensi bagi pelatih yang mendapat kartu juga sama seperti pemain.

Dua kartu kuning dalam satu pertandingan akan membuat pelatih tidak bisa menghadiri pertandingan di laga selanjutnya, begitu pula kartu merah.

Menurut pemimpin A-League, Greg O'Rourke, ini adalah salah satu cara yang baik untuk membantu penonton memahami situasi di lapangan.

"Ini akan membantu pemirsa lebih paham titik permasalahan yang selama ini kita hadapi. Ini juga akan mengirim pesan kuat bahwa tim dan pelatih perlu menjaga perilaku mereka," kata O'Rourke dilansir dari Independent.

Dengan peraturan ini, diharapkan semua bisa bermain secara jujur dan mengurangi reaksi negatif terhadap pihak lawan.

Karena Robert Evans merupakan wasit dari Australia, mungkin dia melakukan apa yang biasanya dilakukan di negaranya.

Bima Sakti memang kemudian harus terusir dari bangku dan masuk ke ruang ganti atas perbuatannya tadi.

Baca Juga:Kini Diterpa Krisis Hebat, Dulu Venezuela 'Gudangnya' Ratu Kecantikan

Artikel Terkait