Advertorial
Intisari-Online.com -Hari ini, Selasa (21/8/2018), Indonesia merayakan Hari Maritim Nasional.
Sejak beberapa tahun belakangan ini, maritim Indonesia sering menjadi bahan perbincangan.
Tapi tahukah Anda bahwa Indonesia‘pernah’ berjaya dalam kemaritiman pada masa kerajaan Sriwijaya?
Pelajaran sejarah yang kita dapatkan semasa sekolah mungkin tidak secara mendalam membahas kejayaan Sriwijaya kala itu.
Baca juga:AS Berlakukan Tarif Impor, Ini 5 Negara yang Paling Berdampak, Indonesia Masuk?
Beberapa nilai yang paling menonjol adalah tentang toleransi, kekuatan maritim, serta perdagangan.
Kini pemerintah melalui kebijakan-kebijakannya berusaha mengembalikan kekuatan maritim milik Indonesia.
"Kami pernah jaya sebagai bangsa pelaut. Kehidupan ekonomi kami sebagian berasal dari sumber daya maritim dan hasil perdagangan laut,"ujar Joko Widodo saat menjadi pembicara dalam acara International Maritime Organization (IMO) di gedung IMO, London, pada 20 April 2016.
"Kami berada di tengah pusat gravitasi ekonomi dan politik dunia sebagai titik tumpu dua samudera, Pasifik dan Hindia."
Senada dengan itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan juga menyoroti kebesaran bangsa Indonesia.
Dikatakan bahwa jalur rempah (masa kejayaan Swriwijaya) itu sudah membuktikan bagaimana Indonesia menggurita.
Baca juga:Resmi! Fatwa MUI untuk Vaksin MR: Mengandung Babi Tapi Boleh Digunakan, Ini Alasannya
“Kita harus kompak, kita boleh beda tapi jangan membuat perbedaan-perbedaan yang bisa retak dan tidak bisa disatukan,” ucapnya dalam pembukaan pameran Jalur Rempah yang diselenggarakan di Museum Nasional Indonesia dengan tema “Kehebatan Maritim Kedatuan Sriwijaya” (3/11/2017).
Luhut juga mengapresiasi diadakannya acara ini sebagai pengingat bahwa Indonesia adalah negara yang besar.
Pameran Jalur Rempah 2017 merupakan kali kedua diadakan untuk menyentak perhatian banyak pihak mengenai sejarah Indonesia di masa lampau.
Pameran sekilas menceritakan perjalanan kerajaan Sriwijaya dari masa kejayaannya hingga keruntuhannya.
Selama hampir satu bulan, mulai dari tanggal 4 hingga 28 November 2017, pengunjung akan diajak mengenang masa lalu dan belajar dari kejayaan Kerajaan Sriwijaya. (Natalia Mandiriani)
Baca juga:BNPB: Banyak Orang yang Salah Kaprah dan Tidak Paham Soal Status Bencana Nasional