Advertorial

Cara Unik Warga Tulehu Rayakan Idul Adha, Gendong Kambing Sebelum Disembelih

Intisari Online
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Kaul dan abda’u adalah tradisi adat puncak dari serangkaian parade budaya yang dilakukan masyarakat Negeri Tulehu.
Kaul dan abda’u adalah tradisi adat puncak dari serangkaian parade budaya yang dilakukan masyarakat Negeri Tulehu.

Intisari-Online.com -Banyak cara dilakukan untuk memperingati Hari Raya Idul Adha.

Tak terkecuali dengan masyarakat Negeri Tulehu, Maluku Tengah, yang merayakankauldanabda’usesaat setelah melaksanakan salat Idul Adha secara berjamaah.

Ada adegan gendong kambing pula dalam rangkaian perayaan ini.

Kauldanabda’uadalah tradisi adat puncak dari serangkaian parade budaya yang dilakukan masyarakat Negeri Tulehu.

Baca juga:Gempa Bumi Lombok: Ini 5 Fakta Gempa Bumi, Salah Satunya 50 Gempa Bumi Terjadi Setiap Hari

Tak hanya satu desa, tapi juga melibatkan masyarakat dari desa-desa sekitarnya. Tradisi ini sudah berlangsung cukup lama. Tercatat sejak abad ke-17.

Tradisikaullazimnya prosesi penyembelihan yang banyak dilakukan di berbagai tempat. Bedanya, di sini prosesi penyembelihannya dilakukan sebanyak dua kali.

Yang pertama dilakukan selesai salat.

Yang kedua adalah penyembelihan khusus, di mana ada seekor kambing inti dan dua kambing pendamping.

Sebelum disembelih, ketiga kambing itu digendong dengan kain oleh pemuka adat dan agama untuk diarak keliling Negeri.

Diiringishalawatdan takbir, ketiga kambing itu dibawa menuju ke pelataran Masjid Negeri Tulehu.

Penyembelihan langsung dilakukan oleh imam besar Masjid Negeri Tulehu. Dari atas masjid, kelompok ibu-ibu menabur bunga yang harum baunya.

Sementara darah cipratan kambing yang disembelih diperebutkan oleh pemuda anggota adatabda’u, simbol bahwa pemuda Tulehu rela berkorban untuk kebenaran.

Baca juga:Ponsel Zaman Dulu Tanpa Internet Kembali Laris, Ternyata Ini Pemicu Utamanya

Abda’usimbol kemakmuran

Pasca-penyembilan, prosesabda’u(ibadah) dilangsungkan.

Pesertanya sebagian besar adalah para pemuda. Mereka hanya berkaus singlet, berikat kepala warna putih, dan berjalan beramai-ramai menuju rumah imam Negeri Tulehu.

Setelah para pemudaabda’usampai, imam besar menyerahkan bendera hijau berenda benang bewarna kuning emas.

Hijau melambangkan subur, dan kuning adalah kemakmuran. Bendera inilah yang nantinya bakal diperebutkan oleh ratusan pemuda yang mengikuti upacara ini.

Sekilas terkesan adachaos, karena mereka akan saling pukul, saling injak, dan saling dorong untuk memperebutan panji.

Tapi tak perlu khawatir, sebelum prosesi rebutan bendera dilakukan, para pemuda ini terlebih dahulu disiram air khasiat oleh Imam Besar yang konon membuat tubuh mereka kuat dan terbebas dari rasa sakit.

Tapi justru ini lah yang mencuri perhatian khalayak.

Orang-orang di sekeliling berteriak, menyoraki, sembari tetap memberi dukungan kepada para pemuda agar berhasil mendapatkan bendera lambang kesuburan dan ketentraman. (Moh. Habib Asyhad)

Baca juga:Selamat! Lindswell Kwok Persembahkan Medali Emas Ke-2 Untuk Indonesia di Asian Games 2018

Artikel Terkait