Advertorial

Keju Berusia 3.500 Tahun Ditemukan di Mesir, Bisakah Kita Memakannya?

Intisari Online
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Para arekeolog menemukan keju berusia  3.000 tahun. Keju purba itu ditemukan masih terbungkus kanvas di dalam sebuah kendi yang sudah pecah.
Para arekeolog menemukan keju berusia 3.000 tahun. Keju purba itu ditemukan masih terbungkus kanvas di dalam sebuah kendi yang sudah pecah.

Intisari-Online.com – Para arkeolog dari Universitas Catania, Italia dan Universitas Kairo, Mesir mendapatkan temuan tak terduga saat menggali lokasi makam Ptahmeh, yang memerintah Memphis pada abad ke-13 SM.

Para arekeolog ini menemukan keju berusia setidaknya 3.000 tahun. Keju purba itu ditemukan masih terbungkus kanvas di dalam sebuah kendi yang sudah pecah.

Jurnal Analytical Chemistry menggambarka keju ini "kemungkinan sebagai temuan arkeologikal keju yang tertua hingga saat ini".

Jurnal yang sama menjelaskan, keju tersebut dibuat dari campuran susu sapi dan kambing.

Baca juga:Inilah Daftar 4 Ponsel Paling Mewah dan Paling Canggih di Indonesia Saat Ini, Berminat Memilikinya?

Paul Kindstedt, guru besar Universitas Vermont yang mempelajari kimia dan sejarah keju, kepada harian The New York Times mengatakan, keju kuno itu memiliki kelembutan yang sama dengan keju kambing saat ini.

"Namun, dengan rasa yang amat asam," ujar Kindstedt.

Para pecinta keju kemungkinan belum bisa mencicipi rasa keju kuno ini dalam waktu dekat karena tim penggali juga menemukan keberadaan bakteri Brucella melitensis di dalam keju itu.

Bakteri ini menghaslkan penyakit brucellosis atau demam Malta yang langka tetapi amat berbahaya serta dapat menjangkiti manusia atau hewan.

Gejala penyakit ini meliputi demam, badan lemas dan nyeri sendi yang bisa berlangsung hingga setahun tanpa pengobatan yang memadai.

Bahkan, dalam beberapa kasus penyakit ini bisa mengakibatkan penderitanya meninggal dunia.

Jika menimpa kambing atau domba, penyakit ini mengakibatkan kemandulan, keguguran, bayi meninggal saat lahir, atau keturunan yang cacat.

Meski fakta ini bukan kabar baik, tetapi di sisi lain memberikan bukti bahwa penyakit ini sudah ada di Mesir sekitar 3.000 tahun lalu. (Ervan Hardoko)

(Artikel ini telah tayang dikompas.comdengan judul "Arkeolog Temukan Keju Berusia 3.500 Tahun di Mesir")

Baca juga:Mustahil Angkatan Udara Turki Bisa Sebesar Sekarang Jika Bukan karena Jasa-jasa Orang Ini

Artikel Terkait