Meskipun awalnya tidak fasih berbahasa Inggris, namun komunikasi antara keduanya tetap berjalan lancar.
Baca juga: Jose Mujica, Presiden Termiskin di Dunia yang Tak Peduli dengan Penampilan
Bahkan, Asep mengaku sering mengandalkan aplikasi penerjemah dalam gawainya, atau ketika dirasa buntu, dia hanya menggunakan bahasa tubuh.
Asep menetapkan hati untuk mempersunting Pavla ketika dara berpostur ramping tersebut mengungkapkan cinta kepada Asep.
Asep pun mengutarakan niat tulus itu kepada keluarga Pavla saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu.
“Keluarga sudah saling mengenal dan setuju, Pavla juga alhamdulillah sekarang sudan menjadi mualaf,” ungkapnya.
Usai resmi menjadi pasangan suami istri, Asep dan Pavla berencana untuk menetap di Desa Gumiwang.
Mereka akan menjalani hari-hari sebagai petani ikan koi dan nila.
“Tetap di sini (Desa Gumiwang), tapi memang ada rencana untuk berkunjung ke rumah Pavla (Ceko),” tukasnya.
Sementara itu, sang mempelai wanita, Pavla tidak banyak berkomentar mengenai pernikahannya.
Bagi dia, pernikahan beda negara merupakan hal yang wajar.
Mereka saling mencintai dan sudah melakukan segala macam prosesi sesaui dengan aturan hukum yang berlaku.
“Ini normal, jadi tidak perlu dibesar-besarkan,” pungkasnya. (M Iqbal Fahmi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Cinta Seorang Petani di Banjarnegara, Menikahi Bule Cantik Asal Ceko".
Baca juga: Demi Habisi Pasukan Nazi, Sniper Wanita Rusia Harus ‘Tidur’ Bersama Mayat Selama Berhari-hari
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR