Intisari-Online.com – Bagi sebagian orang darah kerap menimbulkan kengerian. Apalagi, kalau disangkutkan dengan donor darah. “Wah, darah saya bisa berkurang dong?” demikian yang terbesit di benak mereka.
Nah, dari kacamata medis tindakan menyumbang darah merupakan kebiasaan baik bagi kesehatan pendonor. Jika mendonorkan darah secara teratur, berati kita melakukan pemeriksaan kesehata secara teratur pula. Sebab banyak penyakit yang tidak bergejala,seperti tekanan darah tinggi, ditemukan secara tidak sengaja ketika mendonorkan darah.
(5 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Berdonor Darah)
Ada yang bilang, jangan hanya sekali berdonor kalau tak ingin tekanan darahnya naik. Usut punya usut, anggapan itu adalah hal yang keliru. Tidak benar bila sekali mendonorkan darah kita harus terus-terusan menjadi donor agar tidak terjadi hipertensi.
Yang benar, bila dilakukan secara teratur, kesehatan kita akan diperiksa secara teratur pula melalui pemeriksaan sebelum berdonor.
Kata para ahli ternyata berdonor juga bisa membantu menurunkan risiko terkena serangan jantung dan masalah jantung lainnya. Mendonorkan darah akan mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh. Nah, zat besi yang berlebih dalam tubuh ini diduga berperan menimbulkan kelainan pada jantung.
Kelebihan itu akan membuat kolesterol jahat (LDL) membentuk aterosklerosis (pkak lemak yang akan menyumbat pembuluh darah). Menurunnya angka masalah penyakit jantung terutama terlihat pada para pendonor yang tidak merokok.
Jika kita mendonorkan darah 2-3 kali setahun, atau setiap empat bulan sekali, diharapkan kekentalan darah berkurang. Dengan begitu, kemungkinan terjadinya penyumbatan pembuluh darah pun akan berkurang.
Lalu, apa benar mendonorkan darah akan mengurangi darah dalam tubuh?
Jangan takut, selama 24 jam setelah berdonor, volume darah kita akan kembali normal kok. Sel-sel darah akan dibentuk kembali dalam waktu 4-8 minggu.
Jadi, pendonor tak perlu khawatir akan kekurangan darah. Menyumbangkan darah sama sekali tidak akan mengurangi kekuatan tubuh.