Intisari-Online.com – Nama Ritz akhir-akhir ini banyak disebut-sebut dalam pers karena hotel terkenal dan mewah di Paris itu berganti tangan. Diduga bahwa pemegang sahamnya kini terutama orang-orang Lebanon dan Saudi Arabia.
Tulisan yang diambil dari Paris Match dan dimuat dalam Majalah Intisari edisi Agustus 1979 ini terbit dengan judul asli Ritz dari Anak Peternak Menjadi Raja Hotel.
--
Baca juga: Sedang Dinner di Hotel Lantai 12, Para Menteri Ini Langsung Berlarian Ketika Gempa Guncang Lombok
Caesar Ritz, pendiri hotel Ritz yang terkenal itu dilahirkan di Haut-Valais, Swiss, pada tahun 1850 sebagai anak ke 13. Ayahnya seorang peternak yang terpandang.
Setiap musim dingin Caesar bersekolah, setiap musim panas ia mengembalakan kambing. Pemuda yang senang memahat itu kemudian "magang" untuk menjadi pemimpin pelayan di “I’ Hotel des Trois Couronnes et-de la Poste" di Brigue.
Tapi rupanya ia tidak menunjukkan prestasi yang memuaskan. Majikannya, Monsieur Escher berkata: "Kau tidak berbakat dalam perhotelan. Di perhotelan orang memerlukan selera khusus dan saya terpaksa berkata bahwa kau tidak memilikinya".
Jadi Caesar Ritz harus berhenti bekerja. Ia mencoba pekerjaan-pekerjaan lain: sebagai penyelam, petugas gereja, tukang semir sepatu dan pengangkut bagasi.
Baca juga: Deretan Penjara Mewah Bak Hotel Berbintang, Salah Satunya Pernah Ada di Indonesia
Kemudian ia menyeberangi perbatasan dan menjadi pembantu pemimpin pelayan di Paris. Tahun demi tahun lewat dan tahu-tahu tahun 1898, Caesar Ritz mengubah bekas rumah seorang bangsawan menjadi hotel mewah yang modern pada saat itu. Tiap kamar dilengkapi dengan kamar mandi. Ini gagasan revolusioner.
Pada masa itu di hotel-hotel lain orang-orang terpaksa pergi ke ujung lorong atau bahkan ke tingkat lain untuk mencapai kamar mandi.
Dari mana Caesar mendapat gagasan hebat ini? la pernah bekerja pada hotel "Victoria" di San Remo. Di situ seorang isteri tsar yang sedang sakit, mengeiuh karena harus pergi jauh ke kamar mandi. Keluhan ini jatuh bukan ke telinga orang yang acuh tak acuh, melainkan ke telinga Caesar Ritz.
Ketika Ritz sudah kuat untuk mempunyai hotel sendiri, ia ingin membuat tamu-tamunya betah dengan kamar mandi pribadi.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR