Advertorial
Intisari-Online.com - Setidaknya 91 orang tewas ketika gempa berkekuatan 6,9 SR dan gempa susulan kuat mengguncang Bali dan Lombok, Indonesia pada hari Minggu (05/08/2018), menyebabkan orang-orang bergegas keluar dari rumah, hotel dan restoran.
Sedangkan 200 orang lainnya mengalami luka-luka, kata pihak berwenang.
Jumlah korban diperkirakan akan meningkat, menurut Sutopo Purwo Nugroho, kepala departemen penanggulangan bencana Indonesia.
Ratusan orang telah dibawa ke rumah sakit setempat dan ribuan rumah telah rusak, kata Arifin Muhammad Hadi, kepala manajemen bencana Masyarakat Palang Merah Indonesia.
Baca juga:Fenomena 'Cahaya Malaikat', Ketika Luka Para Prajurit Perang Memancarkan Sinar, Kok Bisa?
Gempa mematikan itu berjarak 31 kilometer dan menghantam dekat Loloan di ujung utara Lombok.
Gempa itu juga dirasakan hingga Bali barat.
Gempa terjadi pada sore hari setelah matahari terbenam dan merupakan gempa kuat kedua di Lombok dalam seminggu.
Gempa berkekuatan 6,4 SR mengguncang pulau itu pada tanggal 29 Juli llau, menewaskan lebih dari selusin orang.
Survei Geologis Amerika Serikat sedikit menurunkan peringkat gempa hari Minggu setelah awalnya menyebutnya 7 SR.
Gempa susulan yang kuat mulai dari 5,4 hingga 4,3 SR mengikuti gempa utama, kata USGS.
Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia telah mengeluarkan peringatan tsunami setelah gempa utama tetapi kemudian dicabut, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
"Semua tamu hotel berjalan, jadi saya juga. Orang-orang memenuhi jalan-jalan," kata Michelle Lindsay, seorang turis Australia di Bali, kepada Reuters.
Baca juga:Hampir Dekati Rekor Suhu Terpanas, Supermarket Ini Izinkan Pelanggan Nginap di Dalam Toko
"Banyak pejabat mendesak orang untuk tidak panik."
Kementerian Pariwisata Indonesia merilis pernyataan yang mengatakan tidak ada turis yang "terluka atau terkena dampak" akibat gempa.
Palang Merah Indonesia melaporkan bahwa empat dari sukarelawannya terluka dan diangkut ke rumah sakit.
Pekerja Palang Merah memindahkan orang ke tempat yang lebih tinggi dan menyarankan orang-orang di daerah pantai untuk pergi karena kekhawatiran adanya susulan tsunami, kata jurubicara agensi Arifin M Hadi.
Gambar yang diposting di media sosial menunjukkan kerusakan di bandara Bali, termasuk ubin langit-langit besar menggantung longgar atau jatuh ke tanah.
Penerbangan di bandara Bali dan Lombokmasih beroperasi. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)
Baca juga:Kisah Pilu Hasni Gadis yang Disekap Dukun Tua Selama 15 Tahun Untuk Dijadikan Tumbal