Advertorial

Cara 'Pongah' Israel Banggakan Keberhasilan Curi Jet Tempur Irak Lewat Tangan Pilot yang Membelot

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Pilot Irak itu sudi untuk membelot setelah diberi bayaran dan Rp4 Miliar dan semua keluarganya berhasil diselundupkan ke Israel.
Pilot Irak itu sudi untuk membelot setelah diberi bayaran dan Rp4 Miliar dan semua keluarganya berhasil diselundupkan ke Israel.

Intisari-Online.com- Dibuat dengan lebih dari 11.000 contoh dan dipergunakan oleh banyak negara di dunia, Mikoyan-Gurevich MiG-21 diperkenalkan di Arab pada awal 1960-an.

Pada periode itu, pesawat ini menjadi yang paling modern di antara jet Soviet yang terbang di Timur Tengah.

Setelah aktif beroperasi, Israel takut bahwa Fishbed akan mengungguli jet tempur Mirage III milik mereka.

Oleh karena itu, Israeli Air Force (IAF) menjelaskan kepada badan-badan intelijen nasional Israel bahwa mereka memerlukan informasi rinci tentang MiG-21 dan, akan lebih baik disertai contoh aslinya untuk diuji.

Baca Juga:Inilah Rumah Tanpa Kayu yang Harganya Rp75 Juta Cuma Perlu 7 Hari Membangunnya, Berminat?

Kisah menarik tentang bagaimana IAF mampu mendapatkan MiG-21 ditulis dalam buku Bill Norton "Air War on the Edge, A History of the Israel Air Force dan pesawatnya sejak 1947."

Menurut Norton, Kapten Munir Radfa, seorang pilot MiG-21 Irak, diyakinkan untuk menerbangkan Fishbed-nya ke Israel.

Dia menyepakati perjanjian itu dengan syarat keluarganya akan dibawa keluar dari Irak dan dia meminta bayaran sebesar $ 300.000 atau sebesar Rp4 Milyar untuk memulai hidupnya lagi di Israel.

Setelah pemindahan keluarganya dimulai, Kapten Radfa menunggu untuk diberi pelatihan jarak jauh di padang gurun barat di mana dia akan berusaha membelot ke Israel.

Baca Juga:Akhirnya Ilmuwan Berhasil Temukan Cara Atasi Penuaan dan Kembali Muda

Pada 16 Agustus 1966, ketika terbang di pesawat 534, MiG-21F-13 Fishbed-C dengan bahan bakar penuh, Radfa memisahkan diri dari formasinya dan menuju Israel.

MiG-21 terbang melintasi Yordania dan memasuki wilayah udara Israel tepat di sebelah selatan Laut Mati.

Berkat jalur penerbangan yang disediakan oleh Israel, dia terhindar dari pendeteksian oleh stasiun radar Yordania.

Baca Juga:Kesalahan Besar Pengemudi Mobil Matik yang Sering Disepelekan, Apakah Anda Salah Satunya?

Sebenarnya Radfa sempat dikejar oleh dua Hunters Yordania, tapi dia terbang dengan kecepatan tinggi pada ketinggian sekitar 30.000 kaki sehingga tak mungkin lagi dikejar.

Setelah Radfa menyeberangi perbatasan Israel, Mig-21 diapit oleh dua Mirages III yang diterbangkan oleh dua pilot IAF terbaik, Mayor Ran Peker, 119 Komandan Skuadron, dan Letnan Kolonel Shamuel Shefer.

Menurut cerita lain, Radfa terbang ke Turki dikawal oleh F-4 AS kemudian, setelah mengisi bahan bakar, ia berangkat lagi menuju ke Laut Mediterania di mana ia bertemu dengan para pejuang IAF yang mengawal migrasi Mig-21 ke wilayah udara Israel.

Aksi pembelotan ini segera menjadi pemberitaan dunia, segera pihak Irak dan Rusia menuntut kembalinya pesawat.

Baca Juga:Hanya karena Cinta, Gadis Cantik Rusia Ini Sudi Nikahi Pekerja Tambang Miskin Asal China

Namun jelas, Israel menolak permintaan ini dan justru memberi cap '007' ke pesawat curian itu, bak gaya James Bond meninggalkan jejak.

Akhirnya Israel memiliki MiG-21 dan Danny Shapira, pilot uji coba IAF yang legendaris, menerbangkannya dalam simulasi pertempuran udara melawan Mirage III.

Namun ternyata kemampuan kedua pesawat itu hampir sama rata.

Baca Juga:Banyak Surat untuk Tuhan, Inilah 9 Fakta Negara Israel yang Jarang Diketahui Publik Indonesia

Pesawat “007” juga terlibat dalam layanan QRA (unit reaksi cepat) ketika perang enam hari.

Ia dicat dengan garis-garis merah untuk mencegahnya disalahtafsirkan sebagai musuh dan diserang oleh pejuang Israel lainnya.

Selain itu MiG-21 007 dikirim ke AS pada Januari 1968, untuk dievaluasi.

Pada tahun 1982 Israel meminta Mig-21 007 kembali, karena mereka ingin menaruhnya di Museum IAF di Hatzerim.

Baca Juga:Ketika Kapal Selam Indonesia Dikepung Armada Gabungan Nato di Laut Mediterania

Namun, AS mengirim mereka MiG-21 lain.

Israel mencoba sekali lagi untuk memiliki 007 yang sebenarnya, tetapi, sekali lagi, AS mengirim Fishbed yang salah.

Pada titik ini jelas bahwa Amerika memiliki terlalu banyak MiG-21 dan Israel hanya bisa menerima yang terakhir ini untuk dipajang di Museum.

Baca Juga:Granat Ini Pernah Dipakai Pada Perang Salib, Isi dan Cara Meledakkannya Unik

Artikel Terkait