Advertorial
Intisari-Online.com - Tentu Anda sudah tahu dan sudah menyadari bahwa tingkat polusi di ibu kota saat ini sangat tinggi.
Tapi jika Anda tahu fakta ini, mungkin Anda tetap terkejut.
Dari sekitar 10.000 kota di dunia yang tercatat dalam aplikasi monitor polusi udara AirVisual, Jakarta masuk dalam 3 besar terburuk!
Posisinya pun seringkali berada di urutan nomor 1 dunia.
Baca Juga:Gerhana Bulan Total Tanggal 28 Juli Akan Berpengaruh Besar Terhadap 3 Zodiak Ini
Selain Jakarta, ada kota Lahore di Pakistan dan Krasnoyarsk, Rusia yang peringkatnya juga naik turun dari 1, 2, dan 3 dunia.
Tiga kota itu bersaing dalam hal tingginya angka polusi udara.
Untuk lebih detailnya, indeks kesehatan udara di Jakarta berkisar antara 160 hingga 180 dan sudah masuk dalam kategori tidak sehat.
Data polusi udara di AirVisual ini juga bisa dirinci lagi untuk tiap daerah di Jakarta.
Salah satu daerah penyumbang polusi terbesar di Jakarta adalah daerah Rawamangun dan Mangga Dua dengan indeks kualitas udara di atas 170.
Sementara itu untuk daerah di Jakarta yang indeks kualitas udaranya masih cukup baik ada di Kemayoran dengan angka hanya 69.
Indeks kualitas udara adalah tolak ukur dari tingkat polusi udara yang ada pada suatu daerah.
Baca Juga:Rendam Kuku dalam Campuran Bahan-bahan Ini, 2 Minggu Kemudian Anda Akan Segera Lihat Hasilnya
Rasionya dimulai dari 0 hingga 500 dengan semakin besar angkanya, maka makin ebsar tingkat polusi udara dan masalah kesehatan yang dtimbulkan.
Indeks kualitas udara di Jakarta hampir selalu di atas angka 160, itu artinya termasuk dalam warna merah dan berlabel tidak sehat.
Jika dibandingkan dengan kota Berlin di Jerman, indeks kualitas udaranya hanya 18 dan termasuk dalam kategori hijau berlabel baik.
Untuk mengurangi dampak buruk dari tingginya polusi di Jakarta, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan sebagai upaya menjaga kesehatan.
Baca Juga:Harganya Rp7,2 Triliun, Ini Penampakan Mewah Jet Pribadi Vladimir Putin
1. Gunakan masker agar polusi tak langsung menerpa wajah Anda.
2. Batasi aktivitas di luar ruangan jika dirasa tidak terlalu penting.
3. Khusus anak-anak dan orang lanjut usia, sebaiknya tidak banyak beraktivitas di ruang terbuka.
4. Orang dengan gangguan pernapasan atau penyakit paru-paru (asma, bronkitis) sebaiknya selalu menjaga kebugaran tubuh dan hindari berada di lokasi yang berpolusi tinggi.
Apakah setiap saat polusi udara di Jakarta berada dalam tahapan yang sangat parah?
Berdasarkan pantauan Intisari melalui aplikasi AirVisual, jawabannya tidak selalu.
Memang indeks kualitas udara di Jakarta hampir selalu di atas angka 160, tapi ada jam-jam tertentu angka tersebut naik drastis, lalu turun kembali.
Misalnya pada pagi saat jam berangkat kerja (pukul 07.36)_pada Rabu, 25 Juli 2018, indeks ini meningkat hingga di angka 183dan membuat Jakrta melesat menjadi peringkat 1 terburuk.
Lalu pukul 09.45 di hari yang sama, angkanya turun menjadi 174 dan peringkatnya turun menjadi urutan kedua.
Ini sekaligus juga membuktikan bahwa makin banyak kendaraan bermotor di jalanan Jakarta berarti meningkatkan jumlah polusi udara yang ada.
Bagi warga Jakarta yang setiap hari harus terpapar polusi seburuk itu, jaga kesehatan ya! Kurangi aktivitas di luar ruangan sebisa mungkin dan jaga asupan gizi Anda.