Advertorial
Intisari-Online.com- Seiring banyaknya mitos yang dipercayai orang Abad Pertengahan, berbagai alat penyiksaan pun tersedia untuk 'menertibkan'-nya.
Salah satu perangkat itu adalah Pear of Anguish (buah kesengsaraan).
Tidak ada sumber primer berupa pelaku yang masih hidup sekarang yang pernah menggunakan alat ini.
Namun, menurut desain dan umur logam, alat ini sudah ada sejak tahun 1600-an.
Baca Juga:Berhasil Contek Rudal Udara Buatan AS, Kini Iran Siap Menggunakannya Untuk Menggempur Israel
Setelah itu, alat yang sama juga kembali muncul ada abad ke-19.
Pear of Anguish yang kecil ini digunakan untuk menghukum dan menimbulkan efek yang sungguh menyakitkan.
Mereka yang merasakan kebrutalan alat ini termasuk orang yang diduga menjadi penyebab keguguran, pembohong, penghujat, dan homoseksual.
Namun, cenderung seringkali alat ini digunakan untuk menghukum wanita yang dituduh sebagai penyihir.
Alat ini akan dimasukkan ke miss V untuk wanita, dubur untuk homoseksual, dan mulut untuk pendusta dan penghujat.
Baca Juga:Terlalu Mengandalkan Teknologi, Pasukan Khusus AS Bisa dengan Mudah 'Dilumpuhkan' Pasukan Khusus TNI
Alat berbentuk kecil ini terbuat dari logam keras, mungkin besi yang memiliki empat daun yang dapat mekar secara perlahan.
Setelah dimasukkan dalam keadaan tertutup, Pear of Anguish kemudian akan mulai dimekarkan dan diputar-putar.
Memang jarang menimbulkan kematian langsung, namun kerusakan internal parah yang disebabkannya seringkali diikuti infeksi.
Pear of Anguish yang sangat brutal ini telah banyak menyiksa wanita di ruang bawah tanah abad pertengahan.
Bukti sejarah ini kini dapat ditemukan di museum penyiksaan di seluruh Eropa.
Di balik bentuknya yang artistik, ia menyimpan kengerian yang menyakitkan.
Baca Juga:Kisah Mata Hari, Mata-mata Cantik Keturunan Jawa yang Mengguncang Eropa