Intisari-Online.com - Dalam Perang Korea (1951-1953) pasukan China terang-terangan membantu Korea Utara.
Maka dari itu, militer AS sebenarnya sangat khawatir jika sampai militer China kembali membantu Korut, karena serbuan pasukan China yang dikenal berani mati sulit dibendung.
Berdasar pengalaman perang yang sudah terjadi, turunnya pasukan China dalam jumlah ratusan ribu pada awal Perang Korea itu langsung membuat pasukan Amerika Serikat-Korea Selatan dan sekutunya kelabakan.
Serbuan pasukan China dengan mengerahkan 250 ribu pasukan dilaksanakan seiring datangnya musim semi tahun 1951.
Serangan musim semi RRC-Korut yang dimulai 22 April 1952 ini mengakibatkan pecahnya pertempuran terbesar selama Perang Korea.
Akibatnya Batalyon Gloucester dari Inggris yang jumlahnya hanya ratusan personel dan mencoba menahan gempuran praktis dibuat binasa.
Pasukan PBB mati-matian mempertahankan perimeter di sekitar Seoul, agar ibukota Korsel itu tidak jatuh untuk ketiga kalinya ke tangan musuh.
Divisi Keenam Korea Selatan dihantam hebat dan meninggalkan posisi mereka, sehingga menimbulkan celah sepanjang 15 km antara Divisi Pertama Marinir dan Divisi Infanteri ke-24 milik AS.
Musuh berusaha memanfaatkan celah itu, namun dihadang pasukan Australia dan Kanada. Pasukan dua negera ini, karena dianggap berjasa, lalu dianugerahi Presidential Unit Citation oleh AS.
Pasukan musuh menyerang dengan gelombang demi gelombang prajuritnya, yang hanya dapat dibendung dengan hujan peluru meriam.
“Mereka menghabiskan orangnya sebagaimana kami menghabiskan peluru,” kata seorang perwira AS.
(Baca juga: Tidak Hanya di Dunkirk, Pasukan Gabungan Inggris-Perancis Juga Terpukul Mundur di Asia Tenggara)
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR