Jika iya, situs abal-abal tadi berpotensi mengunduh sejumlah data dari pengguna tersebut.
Selain itu, NameTest juga menyediakan token akses yang bisa memungkinkan situs abal-abal terus menerus mengakses informasi pengguna selama dua bulan.
Informasi yang diambil adalah nama, tanggal lahir, foto, dan daftar teman.
Baca Juga : Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang
Namun, menurut De Ceukelaire, data yang dikais tergantung jenis kuis apa yang diikuti pengguna.
"Tergatung kuis apa yang Anda ambil, JavaScript bisa membocorkan data Facebook ID, nama awal, nama akhir, bahasa, gender, bahasa, tanggal lahir, foto profil, foto sampul, nilai tukar, perangkat yang digunakan, dan juga teman-teman Anda," tulis De Ceukelaire.
Dalam blog Medium De Ceukelaire yang dirangkum KompasTekno via Gizmodo, Jumat (29/6/2018), mereka telah melaporkan ini ke Facebook sejak tanggal 22 April 2018.
Delapan hari kemudian, Facebook baru memberikan respon dan mengatakan jika mereka butuh waktu tiga hingga enam bulan untuk menginvestigasi laporan itu.
Bulan berikutnya, De Ceukelaire mengecek apakah Facebook telah menghubungi pengembang NameTests atas kasus ini.
Hingga tanggal 25 juni kemarin, tidak ada balasan apapun lagi dari Facebook.
Mereka pun mengecek situs NameTests dan mendapati jika mereka telah melakukan perbaikan.
Menurut De Ceukelaire, Facebook membutuhkan waktu kira-kira satu bulan untuk memperbaiki masalah yang mereka temukan.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR