Intisari-Online.com - Sering kita menganggap ibu-ibu yang melahirkan secara normal adalah pahlawan sesungguhnya, mereka berjuang melahirkan si buah hati tanpa banyak intervensi medis.
Tapi tahukah, ibu-ibu yang melahirkan secara sesar juga layak mendapatkan penghargaan yang sama.
Sebuah penghargaan yang layak disematkan kepada ibu-ibu yang berhasil melahirkan generasi penerusnya dengan keringat dan darah ke bumi yang tercinta ini.
Tahukah Ibu, di balik jeritan tangis si kecil yang keluar dari perut ibu yang melahirkan secara sesar, ada pengorbanan besar, penuh peluh, penuh nyeri, bahkan nyawa menjadi taruhannya.
Tidak seperti anggapan orang-orang, dimana ibu yang melahirkan sesar seolah diposisikan sebagi ibu-ibu manja, yang menyerah kalah untuk melahirkan normal.
Tidak tentu saja tidak karena ada banyak indikasi medis yang mengharuskan seseorang melahirkan dengan operasi sesar.
Mereka ibu-ibu dengan mental pejuang karena berbagai masalah dan kendala yang mereka alami saat hamil maupun melahirkan, sehingga mengharuskan pisau dan gunting tajam menyayat dan merobek kulit perut mereka, untuk mengeluarkan buah cintanya.
Ibu yang melahirkan sesar harus berani mengambil risiko.
Karena risiko yang tinggi ini pula, ibu yang melahirkan pantas mendapatkan gelar pahlawan sejati, gelar yang sama yang kita berikan pada ibu yang melahirkan normal.
Inilah risiko yang harus dihadapi ibu yang melahirkan sesar:
1. Operasi dengan Nyawa Sebagai Taruhan
Meski terlihat aman, bukan berarti melahirkan sesar tanpa risiko. Saat dokter memutuskan untuk melahirkan bayi secara sesar, maka nyawa ibu menjadi taruhannya.
Penulis | : | Masrurroh Ummu Kulsum |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR