Intisari-Online.com - Seorang penumpang selamat dari kapal Sewol, feri yang tenggelam di Korea Selatan bercerita terkait keputusannya untuk menyelamatkan diri ketika kapal mulai terbalik dan air menerjang siswa-siswa yang sedang ia tolong. Lebih lanjut, ia mengungkapkan penyesalannya yang begitu dalam."Kami mencoba untuk menarik mereka, tapi itu sangat sulit. Kami kemudian memutuskan untuk memanjat, tapi sekarang saya menyesal," ungkap sopir truk yang bernama Eun-su Choi tersebut.
Saat pencarian, tim penyelam menemukan banyak mayat di lambung kapal Sewol. Hingga kinijumlah korban yang tewastelah mencapai 113 orang. Sementara, lebih dari 190 orang masih dinyatakan hilang.
Awak kapal dikritik karena diduga mereka telah gagal menyelamatkan penumpang, begitupun dengan kapten dan beberapa anggota kru lainnya didakwa atas kelalaian mereka untuk mengevakuasi penumpang dengan aman.
Sebanyak 174 penumpang berhasil diselamatkan dari kapal feri Sewol, yang terbalik ketika berlayar dari Incheon ke arah selatan pulau Jeju.(Baca juga:Tenggelamnya Kapal Sewol: Park, Satu-satunya Kru yang Jadi Pahlawan)Merasa sangat menyesalKapal Sewol memuat penumpang sejumlah 476 orang. 339 diantaranya adalah para murid dan guru yang sedang melakukan kegiatan sekolah. Banyak yang terjebak di dalamnya ketika kapal tersebut miring ke satu sisi dan kemudian tenggelam dalam waktu dua jam setelah sinyal tanda bahaya dikirimkan.Eun-su Choi sendiri sering melakukan perjalanan dari Incheon ke selatan Jeju. Saat bencana itu terjadi, dia baru saja menyelesaikan sarapan dan pergi merokok ke atas dek kapal."Tiba-tiba kapal miring dan mulai tenggelam. Kontainer-kontainer mulai jatuh ke laut. Waktu itu saya menyadari, kapal kami akan terbalik," kenangnya.Pada waktu itu ia menambahkan bahwa ia mencoba untuk menyelamatkan para siswa di kantin kapal dengan menggunakan selang kebakaran. Namun menurutnya, hal tersebut sangat sulit. Karenanya, ia memutuskan untuk memanjat, meski saat ini ia masih diliputi penyesalan.Para korban adalah 'orang-orang berani' Ia mengatakan temannya berhasil menyelamatkan seorang anak perempuan berusia enam tahun setelah ia diberikan oleh orang tuanya ke penumpang-penumpang lain, dari tangan ke tangan, dari dalam feri.
Ia mengatakan orang tua si anak dan penumpang lain, yang tidak berhasil menyelamatkan diri, adalah "orang-orang paling berani."
Semua orang yang ia lihat membantu menyelamatkan anak itu tewas tenggelam, tambahnya.
Laporan mengindikasikan bahwa penumpang diminta tetap di kamar dan kabinmereka saat kapal terbalik.
Telepon darurat pertama dari kapal Sewol sendiri datang dari ponsel seorang anak lelaki dengan suara gemetar.(BBCIndonesia)