Intisari-Online.com - Penutupan kompleks lokalisasi Dolly dan Jarak diharapkan menyelamatkan masa depan anak-anak yang tinggal di kompleks tersebut. Hal ini disebabkan dampak negatif Dolly bagi anak-anak teramat banyak dan buruk.
Hal ini berdasarkan data yang dihimpun lembaga pendamping anak di lokalisasi Dolly, Pusat Krisis Berbasis Masyarakat (PKBM) Cahaya Mentari, dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir.(Baca juga: Penutupan Lokalisasi Dolly: Mucikari Diberi Pesangon Rp5 Juta)
Tercatat 321 kasus menimpa anak-anak di kompleks Dolly, mulai dari ditelantarkan oleh orangtua hingga menjadi korban kekerasan seksual.
Berikut ini rincian dampak negatif Dolly bagi anak-anak yang disampaikan Ketua PKBM Cahaya Mentari, Mariani Zainal:
* 81 anak menjadi korban kekerasan domestik, seperti dipukul dan diperlakukan secara kasar.
* 45 anak menjadi korban kekerasan seksual. Lima belas anak laki-laki menjadi korban sodomi dan 30 anak perempuan menjadi korban perkosaan.
* 8 anak menjadi korban kekerasan ekonomi karena disuruh mengemis atau melakukan pekerjaan lain.
* 18 anak terlibat masalah hukum seperti terlibat pencurian kendaraan bermotor, menjambret atau berjudi.
* 14 anak ditelantarkan oleh orangtua mereka.
* 134 anak menjadi korban kekerasan rumah tangga.
* 5 anak menjadi korban trafficking.
* 11 anak mengalami kekerasan masa pacaran termasuk hamil di luar nikah.
* 5 anak terjerat kasus narkoba.
(Baca juga: Penutupan Dolly di Surabaya dan Pelacuran di Abad VI)Bagaimana pendapat Anda terkait penutupan Dolly setelah mengetahui dampak negatif Dolly bagi anak-anak di sekitar kompleks tersebut. (kompas.com)