Intisari-Online.com – Banyak faktor yang bisa memicu depresi, seperti trauma, kesedihan, masalah keuangan, dan stres pekerjaan. Tidak mudah untuk menentukan penyebab spesifik dari depresi. Namun, Anda sendiri masih dapat menemukan sumber penyebab dari depresi itu sendiri.
Berikut ini beberapa penyebab depresi yang perlu Anda tahu, seperti dilansir dari laman Health.
- Merokok. Merokok sering dikaitkan dengan risiko depresi. Nikotin yang terkandung dalam rokok bisa mempengaruhi aktivitas neurotransmitter di otak.
- Penyakit tiroid.Tiroid merupakan kelenjar berbentuk kupu-kupu di leher. Ketidakmampuan tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid, yang disebut hypothyroidisme, dapat memicu depresi. Hormon tiroid memiliki banyak fungsi, terutama bertindak sebagai neurotransmitter dan mengatur tingkat seratonin.
- Kurang tidur.Kurang tidur dapat meningkatkan risiko mudah marah dan depresi. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2007 menyebutkan kurang tidur memicu perasaan depresi.
- Kecanduan media sosial.Kebanyakan orang saat ini menghabiskan terlalu banyak waktu di ruang obrolan atau situs jejaring sosial. Sejumlah penelitian telah menunjukkan hal ini dapat dikaitkan dengan depresi, terutama pada remaja dan anak-anak.
- Lingkungan.Ibukota mungkin menawarkan segala sesuatu kepada Anda. Kenyataannya, Anda akan menemukan lebih banyak stres bila tinggal di daerah perkotaan. Sebuah penelitian menemukan, orang yang tinggal di daerah perkotaan memiliki 39 persen risiko lebih tinggi menderita gangguan mood dibandingkan mereka yang tinggal di daerah pedesaan. Tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan gangguan psikotik.
- Jarang makan ikan.Kurangnya konsumsi asam lemak omega-3 dikaitkan dengan risiko depresi. Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2004 di Finlandia menemukan hubungan antara makan ikan dan kurangnya depresi pada wanita. Anehnya, hal itu tidak terjadi pada pria.
- Pil.Pil KB memiliki efek samping yang dapat menyebabkan perasaan depresi pada beberapa wanita. Sayangnya, penyebabnya masih belum diketahui sampai saat ini. Para ahli mengatakan, wanita yang memiliki riwayat depresi lebih berisiko mengalami gejala depresi setelah mengonsumsi pil KB.
Depresi dapat terjadi pada siapa saja. Bila kita mengetahui penyebabnya, maka kita bisa mengatasinya sedini mungkin. (*)