Intisari-Online.com - Dokter Jaka Suganda dari perusahaan produk kesehatan dan kecantikan, PT Beiersdorf Indonesia, mengungkap, membersihkan luka dengan alkohol ternyata bukan tindakan yang tepat. Ia menjelaskan, alkohol memang mengandung desinfektan untuk membunuh bakteri. Namun, ketika pembuluh darah terbuka karena luka, pemberian alkohol justru bisa merusak jaringan sekitarnya. "Alkohol bisa merusak sel-sel yang mau tumbuh, jadi penyembuhan agak lama," tutur Jaka.
Selain air, penggunaan rivanol juga diperbolehkan karena dapat membunuh bakteri atau menghambat pertumbuhan kuman pada kulit yang terluka. Nah, setelah daerah luka benar-benar bersih, barulah luka diobati.
Untuk menghindari risiko membersihkan luka dengan alkohol, kita bisa meneteskan obat merah untuk membunuh kuman atau bakteri di darah luka. Setelahnya, kita dianjurkan untuk menutup luka dengan plester, atau kasa steril bila luka cukup lebar. (Kompas)
Penulis | : | Chatarina Komala |
Editor | : | Chatarina Komala |
KOMENTAR