Intisari-Online.com - Sebuah studi mengungkap, para ibu yang baru melahirkan dan diberi suntikan untuk mempercepat keluarnya plasenta, cenderung mendapat masalah menyusui. Setidaknya, penelitian yang dilakukan oleh Universitas Swansea, Inggris terhadap 288 ibu dengan bayi yang baru dilahirkan hingga berusia 6 bulan ini menemukan, mereka yang mendapatkan suntikan obat ergotmetrine lebih mungkin melaporkan rasa sakit atau masalah ketika menyusui.Para ibu juga cenderung untuk tidak meneruskan menyusui setelah dua minggu. Studi yang diterbitkan dalam majalah sains Breastfeeding Medicinemenduga, suntikan obat tersebut mungkin mengganggu hormon alamiah yang membantu proses menyusui. Apalagi, suntikanobat ergotmetrinebiasanya ditawarkan kepada para ibu agar plasenta atau ari-ari segera keluar.
Dr Amy Brown, salah seorang penulis laporan mengatakan, temuan ini sangat menarik karena mampu menambah bukti, bahwa obat-obatan yang diberikan kepada para ibu saat melahirkan dan sesudahnya mungkin membuat proses menyusui menjadi lebih sulit. Temuan ini juga menjelaskan, mengapa ketika jumlah kelahiran dengan komplikasi meningkat di Inggris, angka ibu yang menyusui menurun."Sebelumnya kami sudah tahu bahwa perempuan yang mendapatkan suntikan ini cenderung untuk tidak menyusui, tapi kami tidak yakin penyebabnya. Kini, data ini memberi tahu kami alasannya. Para perempuan lebih mungkin merasakan sakit dan bermasalah dalam menyusui bayi mereka yang membuat mereka berpindah ke susu formula," kata Brown.
Sementara itu, Dr Sue Jordan, seorang penulis laporan lainnya menjelaskan, suntikan obatergotmetrine mungkin mengganggu tanggapan alamiah tubuh terhadap hormon yang dikenal sebagaioxytocindanprolactin, yang mengatur produksi air susu ibu. (BBC)