Intisari-Online.com – Di tengah desakan industrialisasi, yang memungkinkan semua produk (seni) dibuat secara massal, seni sulaman ternyata masih tetap menunjukkan eksistensinya.
Ada yang dilakukan sebagai hobi, ada pula yang dijadikan sebagai usaha rumah tangga.
Tapi tahukah Anda, aktivitas "merangkai benang" yang kelihatannya sederhana ini, sesungguhnya telah mewamai kehidupan manusia selama ribuan tahun?
Ya, seni sulaman untuk busana di atas aneka kain dan tenun memang sudah lama ada. Ini ditunjukkan oleh peninggalan sejarah dalam bentuk tulisan, visual, lukisan, atau temuan arkeologis.
Baca juga: Unik, Sambut Pernikahan Pangeran Harry, Seniman Ini Bikin Boneka Dari Kacang
Di belahan Bumi Timur, khususnya di China, berbagai dokumen mencatat sulaman sudah dikenal sekitar tahun 2255 SM.
Sulaman itu banyak dihasilkan pada zaman Dinasti Chang (1766 - 1122 SM), menggunakan benang emas dan perak menghiasi jubah para kaisar China yang berbahan sutra hitam.
Bermula hanya untuk menandai kalangan atas dan istana, sulaman secara berangsur meluas jadi milik masyarakat.
Pada masa Dinasti Chou (475 - 221 SM) bentuk sulaman relatif masih sederhana, lalu berkembang menjadi canggih dan mencapai taraf artistik tinggi pada zaman Dinasti Han (206 - 22 SM), masa ketika secara ekonomis Tiongkok mengalami zaman keemasan.
Perkembangan seni sulaman makin mengental, baik dalam teknik penggarapan, pola, maupun bahan-bahan yang digunakan.
Baca juga: (Foto) Hebat! Seniman Ini Mampu Gabungkan Film dengan Dunia Nyata!
Zaman Dinasti Ming (1368 - 1644), secara sosiologis, seni sulaman berkiblat ke bisnis dan profesionalisme.
Bahan-bahan dasarnya pun makin bervariasi. Selain Tiongkok, sejarah mencatat bahwa orang-orang Mesir juga termasuk penyulam andal.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR