Advertorial
Intisari-Online.com- Tetap siap siaga! Suatu saat Anda mungkin diperlukan untuk membantu memecahkan kode pesan dari alien cerdas.
"Para ahli bahasa, matematikawan, dan ilmuwan profesional "mungkin tidak akan cukup" untuk mengungkap misteri kosmik," kata Sheri Wells-Jensen, ahli bahasa di Bowling Green University-Ohio.
"Kami akan membutuhkan semua orang, dan kami akan perlu menghasilkan beberapa set makna untuk pesan yang kami dapatkan," lanjutnya sebagaimana dilansir di Live Science (27/5/2018).
Percobaan yang dilakukan baru-baru ini oleh Wells-Jensen menunjukkan mengapa kita mungkin memerlukan kekuatan pikiran manusia.
Baca Juga:Seorang Pilot Abadikan Momen Ketika Mengudara, Fenomena Alam Menakjubkan Ini yang Dia Tangkap
Dia mempresentasikan mahasiswa dengan beberapa teka-teki yang telah dikodekan dengan cara Lincos, bahasa yang dirancang untuk dipahami oleh makhluk luar angkasa yang cerdas.
Para mahasiswa menemukan hal-hal sederhana, seperti fungsi matematika dasar, tetapi hal-hal menjadi tidak pasti ketika konsep menjadi lebih rumit.
Tidak diragukan lagi akan jauh lebih sulit untuk memecahkan kode yang dirancang oleh alien.
"Jadi, kita mungkin perlu mengumpulkan kearifan kolektif dunia, dalam proyek sains warga yang sangat besar," kata Wells-Jensen.
Baca Juga:Mengharukan, Ini Janji Pangeran William kepada Mendiang Putri Diana Jika Kelak Ia Jadi Raja Inggris
Ahli bahasa terkenal Noam Chomsky sering mengatakan bahwa jika seorang Martian mengunjungi Bumi, akan berpikir kita semua berbicara dengan dialek bahasa yang sama.
Karena semua bahasa terestrial berbagi struktur dasar yang sama.
Dalam lokakarya yang digelar Sabtu, 26 Mei di Los Angeles, beberapa ahli bahasa mempresentasikan pandangannya.
Dua makalah lokakarya, termasuk satu yang ditulis oleh Chomsky, menyatakan optimisme tentang kemiripan bahasa manusia dan alien.
Baca Juga:Kisah Istri Malas yang Justru akan Membuat para Suami Menangis
Wells-Jensen mengatakan dia lebih skeptis, mengutip kurangnya pengetahuan kita tentang asal-usul bahasa manusia dan kesulitan ekstrapolasi dari ukuran sampel satu.
Namun, bahasa ikan paus mungkin cukup kompleks untuk meningkatkan sampel planet kita menjadi dua, tambahnya.
"Saya kira kita tidak tahu, tapi ini hipotesis yang bagus untuk dimainkan," katanya tentang ide bahasa universalitas.
Baca Juga:Video Tikus Berkeliaran di Dapurnya Tersebar, Restoran Sushi Terkenal Ini Minta Maaf