Baca juga: 6 Kebohongan Besar dalam Sejarah, Ternyata Selama Ini Kita Salah Sangka
Dari situlah kepiawaian Ayu dalam memanjat dinding vertikal terus terasah.
"Didikan para pelatih, baik pelatih yang mengenalkan saya dengan panjat tebing maupun pelatih pelatnaslah yang membuat saya bisa seperti ini,” tutur Ayu saat ditemui, Minggu (20/5/2018).
Dari yang semula berlatih dengan fasilitas seadanya hingga fasilitas yang memadai. Terima kasih semuanya.”
Putri bungsu pasangan Sanjaya (55) dan Maryati (48) itu lalu mulai berjaya di beragam pergelaran kejuaraan panjat tebing, khususnya kejuaraan Speed Climbing, baik di tingkat lokal, nasional bahkan internasional. Namanya selalu masuk peringkat.
Pada kejuaraan Asian Climbing Championship di Iran tahun 2017, misalnya, Ayu meraih peringkat nomor satu beregu dan nomor 3 perorangan untuk kategori speed.
Sementara itu, pada ajang World Cup Series panjat tebing kategori speed di China tahun 2017, Ayu meraih peringkat ke-4 dan peringkat ke-2.
Pada 2018 World Cup Series panjat tebing kategori speed di Moscow, dia meraih juara 4. Lalu pada Kejuaraan Dunia Panjat Tebing-IFSC World Cup 2018 di Chongqing, China, dia meraih juara pertama.
"Sepekan setelah juara satu di China, saya meraih peringkat ke-3 kategori speed World Cup Series di China. Total medali hingga saat ini, 60 medali lebih. Saya lupa jumlahnya," tutur Ayu. (Puthut Dwi Putranto Nugroho)
(Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul "Kisah "Spiderman" Cantik Asal Grobogan yang Harumkan Nama Indonesia (1)")
Baca juga: Cucu Aa Gym Meninggal Mendadak, Inilah Hal yang Sering Bikin Bayi Mati Tiba-tiba
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR