Intisari-Online.com -Cerdik pandai pernah bilang, buku adalah teman paling setia dan penasihat yang paling bijaksana. Sepertinya kalimat itulah yang terngiang-ngiang di benak hakim Iran, Qasem Naqizadeh, ketika menjatuhkan hukuman bagi sekelompok penjahat dengan membeli dan membaca buku alih-alih memenjarakan mereka.
Menurut kantor berita Iran, IRNA, Hakim Naqizadeh telah menjatuhkan hukuman alternatif di pengadilan sebuah kota di Iran. Ini dilakukannya untuk menghindari apa yang disebut “dampak fisik dan psikologis yang tak dapat diperbaiki baik bagi darapina atau keluarga”.
Oleh sebab itu, Naqizadeh lebih memilih untuk mewajibkan para penjahat itu untuk membeli, membaca, dan meringkas, setidaknya lima buku dan kemudian menyerahkannya ke pengadilan. Para penjahat itu juga harus menyertakan dalam buku-buku hadist.
Tentu saja, hukuman ini dikenakan kepada penjahat-penjahat kelas teri. Termasuk juga para pemuda yang belum memiliki catatan kejahatan mentereng dianggap solusi yang cocok. Meski demikian, buku-buku yang harus dibaca harus mendapat persetujuan dari pengadilan.
Namun demikian, itu dianggap sebagai pendekatan yang menarik. Hakim Naqizadeh mengatakan kepada IRNA bahwa ketika buku yang dibaca itu akan disumbangkan ke penjara. Dan menurutnya, membaca (di penjara) cenderung mengurangi jumlah perkelahian antar-narapidana.
Cara ini sepertinya bisa diterapkan di negara-negara lainnya, termasuk Indonesia.