Kasey Bergh dan Henry Glendening, Pasangan Beda 30 Tahun yang Menikah Gara-Gara Salah Kirim Pesan Pendek

Moh Habib Asyhad

Penulis

Kasey Bergh dan Henry Glendening, Pasangan Beda 30 Tahun yang Menikah Gara-Gara Salah Kirim Pesan Pendek
Kasey Bergh dan Henry Glendening, Pasangan Beda 30 Tahun yang Menikah Gara-Gara Salah Kirim Pesan Pendek

Intisari-Online.com -Seperti maut, jodoh datangnya memang tak disangka-sangka. Begitulah yang dialami oleh Kasey Bergh dan Henry Glendening, pasangan beda 30 tahun yang menikah gara-gara salah kirim pesan pendek. Berg berusia 53 tahun, sementara Glendening 23 tahun.

Pertemuan keduanya dimulai saat Bergh tengah melakukan perjalanan bisnis ke Denver, Amerika Serikat. Ketika hendak terbang, tiba-tiba salah seorang rekannya mengalami penundaan penerbangan. Bergh pun berinisiatif mengontak rekan kerjanya yang lain.

“Hey, ini Kasey. Saya seharusnya bersama Maria, tapi penerbangannya tertunda. Saya sedang berada di Westin, dan ingin tahu apakah bisa bertemu dengan orang lain,” tulis Bergh dalam sebuah pesan pendek.

Tapi Bergh ternyata salah menekan nomor. Alih-alih mengirim pesan itu ke teman yang dikenal, ia justru mengirimnya ke seorang pria bernama Henry Glendening. Glendening pun membalas pesan pendek Bergh.

“Maaf kamu salah nomor. Namun, kalau saja saya tak sedang menuju kantor, saya akan dengan senang hati menemani pergi. Siapa pun berharap kau dapat menemukan teman,” balas Glendening.

Setelah itu, keduanya semakin sering berkirim pesan pendek. Satu minggu kemudian, keduanya merencanakan pertemuan, dan hingga akhirnya menikah—dan usia Glendening 30 tahun lebih muda dari Bergh.

Cinta datang gara-gara salah kirim pesan pendek/Mirror.co.uk

Soal pengambilan keputusan menikah itu, Glendening mengaku terinspirasi buku The Secret yang ditulis Rhonda Byrne. “Perbedaan usia tak membuat banyak perbedaan. Kami sangat terhubung dengan hal-hal yang mendalam. Sedari awal, saya merasa, kami memiliki gelombang yang sama.”

Begitu juga dengan Bergh. “Saya sudah bahagia ketika melajang, dan saya tak pernah merasa memerlukan pria, hingga akhirnya saya bertemu Henry,” aku Bergh. Begitulah jodoh yang kadang tidak mengenal siapa, kapan, dan di mana. (Kompas.com)