Anda dan pengasuh adalah tim dalam merawat anak. Jadi, seharusnya pengasuh tidak bertindak seolah-olah ia lebih tahu dari anda tentang apa yang seharusnya dilakukannya pada anak atau sampai “menguasai” anak anda.
5. Mengkritisi pola pengasuhan anda
Sekali lagi, anda dan pengasuh adalah tim. Anda perlu juga menerima saran-saran konstruktif dari pengasuh tentang beberapa hal, karena ia memang lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak.
Tapi, pandangan anda bertentangan dengannya terutama soal gizi, jam tidur, dan keamanan, dan anda merasa pemikiran anda lebih bagus, ada baiknya anda menegaskan hal ini padanya agar ia mengikuti aturan yang anda buat.
6. Pengasuh datang terlambat
Jika pengasuh anda sering datang terlambat (tidak tinggal di rumah, melainkan datang pagi pulang sore), lebih baik cari yang lain saja. Yakni, seseorang yang lebih berkomitmen pada pekerjaan dan mau mempertimbangkan kebutuhan anda.
7. Anak sering terlihat kotor
Yang namanya anak-anak, pasti suka sekali bermain, apalagi main yang kotor-kotor. Tetapi, jika anda secara konsisten melihat kondisinya kerap dekil, bisa jadi itu karena pengasuhnya tidak mampu mengurus hal-hal dasar seperti menjaga kebersihan anak.
8. Membesar-besarkan cerita
Jangan tolerir seseorang yang suka mencuri, berbohong, atau menipu anda dengan cara apapun. Anda harus dapat mempercayai pengasuh anda untuk mendapatkan suatu hubungan kerja yang bagus.
Jika anak kerap rewel karena lapar atau ia merasa lelah sampai-sampai tak mampu menjaga matanya tetap terbuka, itu tanda bahwa ia tidak diasuh dengan baik. Pengasuh mungkin tidak mengikuti jadwal makan atau tidur siang dengan tepat.
9. Firasat buruk
Yang namanya orangtua, pasti selalu punya ikatan batin yang kuat dengan anak-anaknya. Jika anda sering dihinggapi perasaan tak enak tentang keadaan anak, jangan abaikan.
Intuisi seorang ibu biasanya tak pernah salah. Cari cara bijak untuk mengetahui pola pengasuhan si pengasuh terhadap anak saat mereka berada di rumah.
(ester/tabloidnova.com)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR