Intisari-Online.com -Tak pelak lagi, meninggalnya anggota Brimob Bripka Marhum Prencje setelah ditusuk orang tak dikenal benar-benar membekas di benak anak-anaknya.
Terutama putra sulungnya, Irfan.
Begini kesaksian Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian ketika melayat jenazah almarhum.
Dilansir dari Kompas.com, Tito Karnavian turut melayat atas kepergian anak buahnya itu, Jumat (11/5/2018).
Bripka Marhum Prencje sendiri meninggalkan seorang istri dan tiga anak.
Kedatangan Tito Karnavian ini ketika jenazah Bripka Marhum Prencje sempat disemayamkan di Mako Brimob Polri, Jakarta.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol M Iqbal, Kapolri mengambil keputusan penting.
Tito Karnavian berniat memberikan bantuan kepada keluarga yang ditinggalkan Bripka Marhum Prencje.
Ia mengeluarkan kebijakan dispensasi masuk polisi untuk putra sulung Bripka Marhum Prencje, Irfan.
Hal ini dilakukan agar Irfan bisa menggantikan sosok ayahnya.
Dalam arti, menjadi harapan dan bisa meringankan beban keluarga.
Selain itu, Irfan diharapkan mampu melanjutkan perjuangan sang ayah menjadi seorang polisi.
Menurut Iqbal, secara kebetulan, Irfan memang tengah mengikuti tes masuk Bintara Polri.
Baca juga:Menurut Tito Karnavian, Ini Alasan Kenapa Polri Tak Langsung Serbu Napi Terorisme di Mako Brimob
Waktu yang tepat ini pun menjadi sebuah keberuntungan bagi Irfan untuk mewujudkan impiannya.
Irfan tak perlu repot lagi khawatir dan ketakutan tak lolos karena banyak saingan.
Namun, kabar duka ayahnya tampak memberikan kesedihan mendalam bagi Irfan.
Tak ada senyum di raut wajahnya. Ekspresinya menunjukan rasa sedih sekaligus perih.
Hal ini terlihat dari potretnya bersama Tito Karnavian.
Unggah Hal Mengharukan di Medsos
Penusukan terhadap Marhum terjadi sektiar pukul 23.45 WIB di Halaman Kantor Intelmob.
Dilansir dari Tribunnews.com, peristiwa bermula saat Bripka Marhum tengah bertugas di depan Mako Brimob.
Marhum mencurigai aktivitas TS yang berada di depan Rumah Sakit Bhayangkara.
Lalu, Marhum membawa TS dengan berboncengan motor ke Mako Brimob.
TS dibawa ke kantor Satintel Brimob saat itu.
Setibanya di kantor Satintel Brimob, TS mengeluarkan pisau dan menusuk korban.
Marhum berteriak meminta tolong dan kemudian anggota lain yang melihat kejadian itu menembak pelaku hingga tewas.
Akibat penikaman itu, Marhum sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Brimob untuk diselamatkan.
Sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia oleh dokter piket.
Baca juga:Inilah Penjelasan Moeldoko tentang Alasan Napi Terorisme di Mako Brimob ‘Tidak Dihabisi Semua’
Peristiwa tersebut nyatanya menyisakan duka mendalam untuk keluarga Bripka Marhum Prencje.
Hal itu diketahui dari unggahan sang anak baru-baru ini di media sosial.
Mendengar kabar duka tersebut, sang anak lantas menuliskan kalimat sedih yang seolah menjadi kata-kata perpisahan untuk sang ayah.
Pahlawanku
Telah
menyelesaikan
tugasnya dengan
baik di hari yang 'suci
Selamat jalan pak
Artikel ini sebelumnya tayang di Tribun Jabar, selengkapnya baca di sini