Advertorial
Intisari-Online.com -Sejak Israel secara resmi mengumumkan investigasinya bahwa Iran kembali melanjutkan pembuatan senjata nuklir, konflik keduanya pun makin memanas.
Militer Israel dan Iran yang sebelumnya sudah saling serang di Suriah, keduanya makin meningkatkan intensitas bentrokan bersenjatanya dan malah berakibat pada jatuhnya korban di pihak Suriah.
Sebagai musuh bebuyutan yang sudah lama saling mengancam untuk melancarkan peperangan terbuka, Iran secara terus terang memang pernah mengancam akan meluncurkan rudal balistiknya ke Israel.
Jika yang diluncurkan dari Iran menuju Israel adalah rudal balistik berhulu ledak nuklir maka, sesuai ancaman Iran, "Israel akan hilang dari peta bumi".
Ancaman serangan rudal dari Iran, yang mirip dengan Korut yang pernah mengancam akan merudal nuklir AS itu, jelas tidak bisa dianggap main-main oleh Israel.
Baca juga:Israel Desak Assad untuk Usir Pasukan Iran Keluar dari Suriah
Berdasar ancaman Iran itu Israel pun terus memantau perkembangan program nuklir Iran.
Pada awal Mei 2018, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu bahkan menuduh Iran terus memperluas jangkauan rudal berekuatan nuklir.
Netanyahu menilai Iran telah melanggar kesepakatan penting untuk meredam program nuklirnya.
Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu mengklaim dinas intelijen Israel telah memperoleh 55 ribu halaman dokumen dari Iran.
Dokumen tersebut mengungkapkan bagaimana Teheran diduga kuat berbohong kepada dunia setelah menandatangani kesepakatan nuklir.
Tapi atas tuduhan Israel itu, Iran telah membatahnya. Namun tuduhan Israel terkait program nuklir Iran ternyata telah membuat panas Arab Saudi.
Pasalnya Arab Saudi yang selama ini telah ‘menyatakan perang’ dengan Iran dan terus menggempur pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman, ternyata malah jadi terpicu untuk memiliki program nuklir sendiri.
Militer Arab Saudi memang sudah sangat berang dengan Iran.
Karena pemberontak Houthi yang mendapat suplai persenjataan rudal dari Iran, telah menggunakannya untuk menyerang sejumlah kota di Arab Saudi.
Untuk mewujudkan program senjata nuklirnya, Arab Saudi berniat bekerja sama dengan AS.
Baca juga:Trump Putuskan AS Keluar dari Kesepakatan Nuklir dengan Iran, Harga Minyak Langsung Bergejolak
Tapi niat Arab Saudi untuk memiliki senjata nuklir yang jelas akan membuat AS bingung.
Pasalnya di sisi lain, AS berusaha mencegah program nuklir Iran dan Korut, tapi kok malah menyetujui program nuklir Arab Saudi.
Yang pasti demi melawan Iran yang memiliki senjata nuklir, keinginan Arab Saudi untuk memiliki senjata nuklir merupakan langkah yang mudah mengingat negeri petro dollar itu masih memiliki banyak uang.
Namun, ambisi Arab Saudi untuk memiliki senjata nuklir juga akan memicu negara-negara lain untuk memiliki senjata nuklir sehingga justru makin memicu lomba senjata nuklir sekaligus mengancam keamanan dunia internasional.
Apalagi Arab Saudi selama ini telah memiliki rudal-rudal balistik yang dibeli dari AS, Rusia, dan China.
Maka jika Arab Saudi punya nuklir tinggal memasang di rudal-rudal yang telah dimiliki.