Advertorial
Intisari-online.com - Di tengah produksi Nulir dan uji coba yang dilakukan Korea Utara mari kita lupakan sejenak negara hal tersebut.
Kali ini kabar terbaru menyebut jika Iran dilaporkan memiliki rencana mengerikan untuk jangka panjang, sama halnya denganb Korut.
Negara ini dilaporkan sedang dalam uji coba dan pengembangan nuklir untuk jangka panjang.
Hal tersebut dilaporkan oleh seorang ahli militer pembangkangasal Iran yang membocorkan rencana rahasia tersebut.
Baca Juga :Jangan Dibuang, Silica Gel Punya Segudang Manfaat yang Bisa Diketahui Lewat Warnanya
Dilansir melalui DailyStar pada Senin (16/4/2018), sosok tersebut adalah Babak Tagvaee, ia melarikan diri dari negara tersebut dan mengatakan negara itu memiliki tujuan jangka panjang untuk nuklir.
Berbicara secara eksklusif kepada Daily Star Online dari rumahnya di Malta, Taghvaee mengatakan rezim Iran akan membangun misil nuklirnya sendiri atau membelinya dari sekutunya Kim Jong-un.
"Dewan Pengawal Revolusi Iran (IRGC) memiliki rencana jangka panjang untuk rudal balistik nuklir," katanya."
"Jika Iran ingin misil-misil ini bisa memiliki mereka besok. Mereka bisa mendapatkannya dari Korea Utara." Katanya.
"Mereka dapat mengimpor nuklir karena memiliki hubungan yang sangat baik dengan korea utara".
Bahkan Taghavee mengatakan iran sudah mengembangkan rudal yang mirip dengan rezim Kim Jong-un di Pyongyang.
Salah satu yang diketahui oleh Taghavee"Rudal Balistik Jangka Menengah Khorramshahr pertama kali diuji oleh Iran pada Januari 2017 ini hanya versi Iran dari Korea Utara Hwasong-10."
"Segala sesuatu yang dilakukan Korea Utara, mereka lakukan di Iran juga."
Baca Juga :Kisah Singa Penakluk dari Yehuda, Manusia yang Dituhankan Kaum Rastafari
Hal ini diungkapkan Taghvaee yang menyebut angkat udara Iran sangat lemah dan sudah tua, jadi hal itu tak bisa melindungi rezim Iran.
"Jadi mereka membutuhkan rudal balistik nuklir" tambahnya.
Taghvaee, sebelum meninggalkan Iran untuk Malta, ia dikurung oleh rezim pada September 2012.
Ia juga menghabiskan beberapa waktu di berbagai penjara, termasuk penjara Evin yang terkenal jahat di Teheran.
Meskipun peringatan tersebut mengatakan Iran dapat membeli nuklir balistik yang dibutuhkan besok.
Kemungkinan hal itu terjadi ketika Presiden Iran saat ini Hassan Rouhani mundur
Menurut Taghvaee "Setelah Rouhani mundur, IRGC menginginkan seorang garis keras agresif," katanya.
Beberapa waktu lalu basis militer Iran di Suriah dibom setelah sereangan udara pimpinan AS di negara tersebut.
Iran telah tergabung dengan Rusia untuk pemboman Barat Suriah, dengan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei, ia menyebut AS, Inggris dan Perancis sebagai 'penjahat'.
Lalu apakah kelak Ayatollah akan menjadi Kim Jong-Un berikutnya ? (Afif Khoirul M)
Baca Juga :Inilah Kisah Lain dari Dyah Putri Utami, Pengantin Baru yang Tuliskan 'Suamiku Selamat Jalan'