9 Alasan Kenapa Menonton TV Tidak Baik untuk Kesehatan (2): Perpendek Umur dan Hambar Kemampuan Bicara Anak

Agra Winona

Editor

9 Alasan Kenapa Menonton TV Tidak Baik untuk Kesehatan (2): Perpendek Umur dan Hambar Kemampuan Bicara Anak
9 Alasan Kenapa Menonton TV Tidak Baik untuk Kesehatan (2): Perpendek Umur dan Hambar Kemampuan Bicara Anak

Intisari-Online.com —Menonton TV memang salah satu hiburan yang paling mudah didapatkan. Namun hati-hati, terlalu lama menonton TV bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari membuat gemuk sampai memperpendek umur. Tidak percaya? Simak sembilan alasan kenapa menonton TV tidak baik untuk kesehatan berikut ini.

5. Mengurangi kemampuan berbicara anak

Menurut David L. Hill, ketua American Academy of Pediatrics Council on Communication and Media, menonton televisi sebelum anak berumur dua tahun berhubungan kuat dengan berkurangnya perkembangan bahasa anak.

6. Meningkatkan agresivitas

Hubungan antara menonton tayangan yang mengandung kekerasan dengan agresivitas sama eratnya seperti hubungan antara merokok dengan kanker paru-paru menurut Hill, penulis dari buku Dad to Dad: Parenting Like A Pro. Ia juga menambahkan bahwa tidak semua anak mendapatkan efek yang sama, namun penelitian menunjukan bahwa menonton tayangan kekerasan membuat anak lebih rentan menjadi agresif saat dewasa.

7. Mengisolasi

Hasil dari penelitian yang dipresentasikan pada acara Conference of the International Communication Association di San Juan, Puerto Rico, menemukan bahwa perasaan kesepian dan depresi berhubungan dengan menonton TV. Walaupun menonton TV bukanlah penyebab utamanya, tapi menurut peneliti Yoon Hi Sung, kecanduan menonton TV tidak bisa dianggap remeh.

8. Mengurangi waktu tidur

Waktu menonton TV atau menonton menggunakan tablet bisa membuat kita menjadi susah tidur dan secara otomatis mengurangi waktu tidur.

9. Memperpendek umur

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the American Heart Association, partisipan yang menonton TV lebih dari tiga jam perhari berisiko dua kali lebih tinggi untuk meninggal pada pemeriksaan lanjutan delapan tahun kemudian dibandingkan dengan partisipan yang hanya menonton TV sebanyak satu jam perharinya. (huffingtonpost.com)