4 Hal Sederhana Perusak Rumah Tangga dan Memicu Perceraian

Ade Sulaeman

Penulis

4 Hal Sederhana Perusak Rumah Tangga dan Memicu Perceraian
4 Hal Sederhana Perusak Rumah Tangga dan Memicu Perceraian

Intisari-Online.com - Perceraian! Mendengar katanya saja sudah terasa miris, apalagi harus mengalaminya. Ya, perceraian mungkin menjadi kata keramat yang paling menyeramkan bagi pasangan suami istri manapun.

Ada empat hal sederhana perusak rumah tangga, bahkan dapat memicu perceraian, yang menurut psikolog Ayoe Sutomo harus diketahui dan disamakan prinsipnya untuk menghindari gesekan dalam membangun pernikahan yang harmonis.

1. Prinsip tentang keuangan

Ya, masalah finansial acapkali membuat suami istri ribut di kemudian hari. Tak melulu soal pendapatan yang sedikit atau kurang, perbedaan pola mengatur keuangan serta ketimpangan gaji antara suami dan istri saja menimbulkan situasi yang sensitif.

Diakui Ayoe, prinsip tentang keuangan ini mencakup rencana jangka panjang, dana pendidikan, pengaturan pos tabungan investasi, kebiasaan berbelanja, hak uang istri dan hak uang suami dan masih banyak lagi.

2. Pola asuh

Jangan keliru! Pola asuh anak memang terlihat sederhana, namun perbedaan prinsip pola mengasuh dan mendidik anak kerap menjadi awal pertikaian pasangan suami istri. Makanya, pola asuh yang dipilih dan diterapkan haruslah menjadi kesepakatan berdua, bukan satu orang.

3. Bagaimana pasangan memandang peran suami dan istri dalam pernikahan

Dari kacamata psikologis, peran suami tidak hanya sekedar pencari nafkah saja, melainkan fungsi lainnya. Sebaliknya, peran istri tidak hanya melayani suami saja untuk kebutuhan ranjang dan melahirkan anak, tapi juga hal-hal mulia lainnya.

“Ini yang harus disadari oleh kedua pasangan sebelum menikah. Berdiskusi santai namun serius diperlukan untul mengetahui adakah prinsip yang tak cocok yang dirasa tidak fleksibel sehingga membuat hubungan akan memanas. Sekecil apapun perbedaan prinsip tersebut dapat memicu pertengkaran di kemudian hari,” jelasnya.

4. Bagaimana pasangan memperlakukan orangtua dalam pernikahan

Hidup di Indonesia dengan adat budaya ketimuran yang begitu kental membuat konsep pernikahan tidak hanya soal dua orang, melainkan dua keluarga besar. Walau mungkin banyak pasangan memilih tinggal berjauhan, namun nilai ketimuran yang memuliakan peran orangtua harus disepakati bersama.

“Keuangan mapan, istri pintar mengurus rumah tangga dan anak, tapi orangtua sering ikut campur atau malah terabaikan. Belum lagi, jika kasih sayang istri/suami timpang ke mertua. Ini bisa jadi pemicu percekcokan rumah tangga yang sangat sensitif kalau dibahas,” papar Ayoe.

Kepada tabloidnova.com, Ayoe pun menyarankan masing-masing pasangan untuk sangat mengenal dan mencari tahu soal karakter, kebiasaan, prinsip, maupun kekurangan pasangan sejak pacaran atau masa penjajakan.

Setuju atau tidak, kenyataannya konflik dalam pernikahan dan membangun rumah tangga berawal dari kondisi di atas.

(Ridho Nugroho/www.tabloidnova.com)