Intisari-Online.com - Masyarakat di belahan dunia lain tak mengenal masuk angin. Bahkan, dalam dunia kedokteran sebetulnya tak mengenal istilah masuk angin.
(Siapa Sangka, Makan Es Krim ketika Sarapan Bagus untuk Kesehatan Mental dan Kewaspadaan)
Ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, Dr. Mulia Sp. PD, seperti dikutip darikompas.com,menjelaskan kalau istilah masuk angin merupakan kondisi dimana seseorang merasa pegal-pegal, kembung atau perut terasa penuh, buang angin terus menerus, mual, batuk, flu, merasa kedinginan, dan demam. Orang Indonesia biasanya mulai merasa masuk angin bila salah satu dari gejala ini muncul.
“Istilah masuk angin tidak ada dalam literatur kedokteran. Jadi, masuk angin itu hanya sebutan orang Indonesia bagi kumpulan gejala tadi,” kata Dr. Mulia.
(Awas, Gejala Serangan Jantung Mirip dengan Masuk Angin!)
Penyebabnya pun beragam, tergantung dari gejala yang dirasa. Yang jelas, gejala tersebut bukan karena kemasukan angin secara besar-besaran dari luar tubuh.
Karena gejala dan penyebabnya bervariasi, maka cara penanganannya pun berbeda. Tak bisa disamaratakan.
Seringkali, kerokan dianggap cara paling ampuh untuk mengusir masuk angin. Padahal, jika gejala yang dirasa berupa perut kembung akibat telat makan, kerokan tentunya tak akan membantu.
Kerokan yang dilakukan pada bagian kulit tentunya tak memberi efek signifikan jika masalahnya ada di lambung.
“Kerokan sebagai pengobatan masuk angin tidak dianjurkan dalam standar kedokteran medis. Harus dicari dulu penyebabnya baru diberi penanganan yang sesuai. Dan jika gejala masuk angin masih ada setelah beberapa hari, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter,” imbuh Dr. Mulia.