Ada yang Baru dari Museum Fatahillah Kota Tua Jakarta

Moh Habib Asyhad

Editor

Ada yang Baru dari Museum Fatahillah Kota Tua Jakarta
Ada yang Baru dari Museum Fatahillah Kota Tua Jakarta

Intisari-Online.com -Sekilas, tidak ada yang baru dari Museum Fatahillah Kota Tua Jakarta pascakonservasi. Secara fisik, penampakannya tetap sama. Tapi perubahan akan terasa saat kita masuk ke dalamnya. Benar, ada yang baru dari Museum Fatahillah Kota Tua Jakarta; bisa jadi gedung bekas kantor VOC itu menjadi satu-satunya meseum yang meminta pengunjungnya untuk melepas alas kaki lantas menggunakan sandal yang sudah disediakan oleh pengelola.

Aturan baru dilakukan demi memelihara gedung museum yang sudah tua. Sekarang Museum Fatahillah sedang menunggu keputusan mengenai ruang tata pamer yang baru. Oleh karena itu hanya sedikit koleksi yang ditampilkan di dalam museum. “Kami ingin menunjukan ke masyarakat ruang tata pamer yang baru, bagus, dan berstandar Internasional. Semoga saja sebentar lagi,” kata Khasirun, staf Museum Kesejarahan yang ditugaskan di Museum Fatahillah.

Cap kaki Raja Mulawarman yang ada prasasti Tarumanegara/Kompas.com.

Beberapa prasasti masih berada di dalam museum, namun koleksi seperti keramik, logam, dan lukisan saat ini masih belum ditampilkan. Beberapa ruangan dalam museum digunakan untuk menampilkan barang-barang yang telah diganti, mulai dari baut terkecil hingga paku-paku yang sudah berumur kira-kira 100 tahun. Semua ini diletakan di ruangan Islam yang sebelumnya digunakan untuk menunjukkan koleksi-koleksi masa Islam.

Peraturan-peraturan lama seperti dilarang membawa makanan dan minuman atau merokok dan memotret dengan lampu flash masih dilarang. Tetapi bukan berarti kita harus keluar hanya untuk makan dan minum, di area taman dalam ada beberapa pedagang yang telah diseleksi oleh museum yang menjual makanan khas Betawi.

Sumur tua yang ada di taman dalam Museum Fatahillah/Kompas.com

Oleh sebab itu, kita bisa beristirahat sembari melihat area-area seperti penjara wanita, sumur tua, penjara bawah tanah, dan monumen pecah kulit yang berada di taman dalam, sambil menikmati makanan dan minuman. Tetapi saat ini penjara wanita sedikit banjir. Jadi untuk sementara para pengunjung tidak dapat masuk ke dalam untuk merasakan rasanya menjadi tawanan wanita.

Meskipun nuansa yang benar-benar baru dari Museum Fatahillah belum sempurna dan masih terkesan kosong, tak ada salahnya kita mampir untuk melihat meseum yang masuk di kawasan Kota Tua Jakarta itu dengan tampilan baru. Ada yang baru dari Museum Fatahillah Kota Tua Jakarta, terutama untuk melihat koleksi-koleksi dan aturannya. (Kompas.com)