Inilah 6 Cara Ajari Anak Agar Tak Rasis

Tika Anggreni Purba

Editor

Inilah 6 Cara Ajari Anak Agar Tak Rasis
Inilah 6 Cara Ajari Anak Agar Tak Rasis

Intisari-online.com—Anak-anak pasti belajar meneladani orangtuanya. Jika orangtua ingin anak bertimbuh dengan nilai dan paham yang baik, maka orangtua mesti mengajarkannya dengan tepat.

Masa kini, paham seperti rasisme bahkan secara khusus etnosentrisme (merujuk pada etnis tertentu) masih saja jadi persoalan. Maka kini saatnya mengajari generasi penerus untuk tidak terjebak dalam pemahaman rasis.

Di negara barat mungkin persoalan ras kulit hitam dan kulit putih yang menjadi persoalan. Lalu bagaimana dengan di Indonesia? Ya, negara yang multietnis ini juga cenderung berisiko mengalami perpecahan karena etnosentris. Di mana orang-orang memiliki penilaian tersendiri terhadap nilai dan kebudayaan orang lain menurut standar budayanya sendiri.

Demi generasi yang lebih terbuka dan saling menghargai budaya, ini enam cara untuk mengajari anak-anak di rumah:

1. Perhatikan cara berbicara Anda!

Upayakan untuk tidak menggunakan bahasa dan kata-kata yang menyinggung kebudayaan lain. Jangan membedakan orang-orang dengan warna kulit dan perbedaan budayanya.

2. Perhatikan diri Anda, siapa tahu diri Anda bias

Banyak orang yang tidak menyadari dirinya sendiri adalah orang yang rasis atau etnosentrisme. Alasannya adalah kurangnya pemahaman tentang tindakan apa yang termasuk dalam paham rasis ini. Memiliki penilaian dan stereotif negatif terhadap budaya lain sudah termasuk etnosentris, lo.

3. Jangan hubungkan kejahatan seseorang dengan latar belakang SARA

Benar kalau orang jahat itu kemungkinan selalu ada. Namun orang jahat tidak bergantung pada suku, ras, dan agama. Ketika anak Anda mengetahui informasi sebuah perilaku kriminal, hati-hati, jangan sampai menyudutkan etnis dan ras tertentu. Misalnya, “Memang! Suku X semuanya begitu.”

4. Jelaskan padanya dengan tepat

Anak-anak mungkin tidak mendengar isu SARA dari mulut Anda. Bisa jadi informasi dari luar diterima olehnya. Jika ia bertanya pada Anda, jelaskanlah mengenai karakter dan kepribadian manusia tidak dapat dinilai dengan suku, ras, dan agama.

Ingatkan anak Anda bahwa semua manusia memiliki derajat yang sama. Suku, ras, dan agama Anda tidaklah lebih baik atau lebih buruk dari orang lain. Karena perbedaan itu justru memberi warna pada dunia.

5. Jangan abaikan pembicaraan mengenai hal ini

Benar, kalau isu SARA memang topik yang tidak nyaman untuk dibicarakan. Namun jangan mencoba menjadikannya sebagai perbincangan yang tabu, sebab anak perlu dengan jelas memahami hal ini.

6. Jangan membuat asumsi

Jangan memberi penilaian dan asumsi pada teman-temannya yang berbeda suku, ras, dan agamanya dengan Anda. Sehingga anak juga tidak bias dalam menilai teman-temannya berdasarkan SARA-nya. Bersikaplah terbuka dan biarlah anak bertumbuh dengan penerimaan terhadap sesama sebagaimana seharusnya.

(psychologytoday.com)