Intisari-Online.com -Selama bulan suci Ramadan, beberapa penderita penyakit ada yang merasa khawatir. Selain penderita diabetes, penderita penyakit gangguan pencernaan juga banyak yang bertanya-tanya bagaimana caranya agar penyakit mereka tidak kambuh sehingga bisa menjalankan puasa dengan lancar.
Dua jenis penyakit pencernaan yang dialami banyak orang adalah GERD dan Peptic Ulcer. GERD adalah singkatan dari Gastroesophageal reflux disease, merupakan penyakit saluran pencernaan yang bersifat kronis. GERD terjadi ketika asam lambung atau terkadang isi lambung naik kembali ke esofagus (refluks) sehingga seseorang akan mengalami mual bahkan muntah.Akibat naiknya asam lambung maka akan mengiritasi dan membakar esofagus atau kerongkongan sehingga menimbulkan rasa panas pada dada (heartburn) sampai bagian dalam leher bahkan tenggorokan.
Sementara itu, tukak lambung atau peptic ulcer disease (PUD) atau ulkus peptikum adalah luka pada lambung atau usus duodenum karena terjadi ketidakseimbangan antara faktor agresif seperti sekresi asam lambung, pepsin dan infeksi bakteri Helicobacter pylori dengan pelindung mukosa seperti produksi prostaglandin, gastric mukus, bikarbonat dan aliran darah mukosa.
Terlalu sering menggunakan obat penghilang rasa sakit seperti non-steroid anti-inflamasi (ibuprofen, naproxen dan aspirin), steroid dosis tinggi, konsumsi alkohol berat dan merokok juga dapat berkontribusi untuk gastritis dan PUD.
Gastritis dan PUD dapat didiagnosis melalui endoskopi atas ( instrumen serat optik tipis fleksibel dilewatkan melalui mulut ke lambung dan duodenum) dan selama prosedur biopsi kecil dapat diambil dari lapisan dinding lambung untuk mendeteksi H. pylori . Teknik non-invasif lainnya untuk mendeteksi keberadaan H. pylori termasuk tes antibodi darah, tes napas urea dan uji antigen tinja.
Pasien dapat mengambil beberapa langkah sederhana untuk mengurangi risiko komplikasi gastritis/PUD saat puasa.
Pertama, alangkah baiknya jika kita mau mengingat lagi saran Nabi yakni menunda sahur dan memercepat berbuka. Banyak dari kita, karena alasan mengantuk, cepat-cepat melakukan sahur lalu tidur lagi. Hal ini dapat mengakibatkan refluks asam.
Praktik lain yang umum bagi banyak orang Muslim adalah makan berlebihan saat berbuka puasa, diikuti oleh merokok. Kebiasaan buruk ini bisa memicu dispepsia dan asam refluks untuk pasien gastritis dan PUD.
Oleh karena itu, pasien harus menerapkan prinsip moderat saat berbuka puasa, makan dalam porsi kecil, tapi lebih sering. Misalnya, mulai dengan makanan ringan dan air putih, lalu sholat maghrib, diikuti oleh makanan utama sebelum Tarawih.
Praktik lain yang baik adalah untuk berhenti makan tiga sampai empat jam sebelum tidur untuk memberikan waktu istirahat bagi sistem pencernaan. Selain itu, cobalah untuk mengurangi konsumsi makanan terlalu berbumbu, pedas dan asam karena mereka cenderung mengiritasi saluran pencernaan.
Minuman berkafein seperti kopi, menjadi diuretik alami, merangsang tubuh untuk mengusir air melalui kandung kemih, yang pada gilirannya menyebabkan dehidrasi. Begitu juga minuman manis bisa membuat Anda mengeluarkan banyak urin dan membuat Anda haus. Jadi, alternatif terbaik di sini adalah tetap mengupayakan asupan makanan sehat berimbang sepanjang Ramadan dengan memasukkan semua nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serat dan lain sebagainya.
Jangan lupa, minum banyak air putih sepanjang jam-jam tidak puasa untuk mengisi kekuarangan cairan yang terjadi sebelumya.
Tips untuk Ramadhan
Menghindari
- Gorengan, makanan berlemak dan mengandung asam (misalnya jeruk buah-buahan seperti lemon, limau, jeruk bali dan jeruk) dan produk-produk berbasis tomat (tomat secara teknis adalah buah yang mengandung banyak asam).
- Makanan ekstra-pedas dan kalengan / makanan olahan, terutama produk-produk berbasis tomat. makanan olahan dengan masa kedaluwarsa panjang, biasanya memiliki banyak bahan kimia, termasuk pengawet, yang selanjutnya dapat memperburuk gastritis atau PUD.
- Makanan yang mengandung terlalu banyak gula dan karbohidrat olahan.
- Terlalu banyak makan selama berbuka puasa dan sahur dan menunda buka puasa.
- Minuman mengandung kafein seperti teh, kopi, soda karena mendorong Anda berkemih lebih sering, dan mengambil garam serta mineral lain dari dalam tubuh yang Anda butuhkan selama berpuasa.
- Merokok telah lama dikaitkan dengan penyakit gastritis dan ulkus peptikum. Jadi, Ramadan adalah kesempatan yang brilian untuk mengurangi atau berhanti merokok.
- Obat-obatan yang dapat mengiritasi lapisan lambung.
Makanlah
- Karbohidrat kompleks atau yang lambat dicerna sehingga Anda merasa kenyang lebih lama.
- Kurma adalah sumber dari gula, serat, karbohidrat, kalium dan magnesium yang sangat baik .
- Almond kaya akan protein dan serat.
- Pisang merupakan sumber dari karbohidrat, kalium dan magnesium yang baik .
- Makan makanan yang direbus atau panggang daripada makanan yang digoreng dan berlemak.
- Makan dalam jumlah moderat, dalam jumlah yang lebih kecil tapi lebih sering, dan berbuka awal.
- Sahur dengan cara yang diajarkan oleh Nabi yakni diperlambat waktunya namun jangan sampai melampaui waktu yang telah ditentukan.
- Jangan lupa untuk minum obat yang telah diresepkan oleh dokter Anda sebelumnya.
Ditinjau oleh: dr. Deffy Leksani Anggar Sari
Sumber: Meetdoctor.com