Intisari-Online.com - Seseorang mungkin pernah menggigit kuku dikarenakan film yang menakutkan, situasi tertentu atau karena kebiasaan.
Beberapa orang mungkin melakukan hal itu untuk memotong kukunya, namun yang lain mungkin mengaitkannya dengan stres dan kegelisahan.
Sebuah tinjauan oleh Journal of Behavior Therapy dan Experimental Psychiatry menunjukkan bahwa menggigit kuku mungkin terkait dengan perfeksionisme.
Psikologi menggambarkan perfeksionisme sebagai 'pencapaian tanpa akhir' dan sering dikaitkan dengan depresi.
Baca Juga: Mulai Diabetes Hingga Liver, Inilah Penyakit Berbahaya yang Dapat Dideteksi Lewat Tangan Anda
Perilaku berulang seperti menggigit kuku didefinisikan sebagai perilaku berulang terhadap bagian tubuh.
Ini dapat mencakup kebiasaan serupa lainnya seperti menggaruk kulit dan menarik rambut.
Untuk mengetahui apa yang memicu perilaku tersebut, para peneliti menemukan dua model yaitu peran emosi dan frustasi.
Peran emosi menyebabkan frustasi bereaksi yang menunjukkan bahwa kecemasan, kekecewaan dan frustasi adalah faktor yang bertanggung jawab untuk perilaku berulang tersebut.
Baca Juga: Jangan Asal Pakai! ini Cara Memilih Jins yang Sesuai dengan Tipe Tubuh Kita
Studi ini menunjukkan bahwa orang yang melakukan perilaku berulang secara teratur lebih mungkin mengalami tindakan frustasi.
Dr. Kieron O'Connor menjelaskan bahwa dari penelitian ini, mereka percaya bahwa orang dengan kecenderungan berulang ini bisa menjadi perfeksionis.
Source | : | providr.com |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR