Advertorial
Intisari-online.com - Gunung Himalaya adalah salah satu gunung di India dan merupakan puncak tertinggi dari semua gunung di dunia.
Namun dibalik tantangan untuk menuju puncaknya, banyak hal ganjil yang menarik untuk dibicarakan dari gunung ini.
Salah satunya kisah orang-orang yang konon mendiami gunung ini.
Sebelumnya, Intisari Online sempat membahas mengenai sebuah Sadhu atau orang-orang yang hidup di jalan dewa di mana demi mencapai Moksa, mereka mengikuti kata hatinya untuk menjauh dari keramaian dan mendekat pada semesta.
Nampaknyabanyak orang di India yang mengikuti jalan Sadhu untuk mendekat pada sang pencipta dan menyendiri di Alam.
Salah satunya adalah seorang petapa bernama Prahad Jani dari India yang kisahnya menggemparkan dunia, di mana ia sanggup berpuasa hingga 70 tahun lamanya.
Baca Juga :Untuk Mencapai Kesempurnaan Hidup, Petapa Sakti dari India Ini Puasa hingga 70 Tahun
Kali ini Intisari Online, akan membahas menganai Sadhu dan orang-orang sakti yang konon mendiami Himalaya.
Di pegunungan Himalaya kabarnya terdapat asrama-asrama dan kemah sederhana dari para yogi, sadhu, dan orang-orang suci di sana.
Penduduk tersebut di dominasi oleh para petani dan masyarakat kecil.
Namun, meski mudah dijumpai ketika wisatawan atau pendaki akan naik ke puncak Himalaya, tak sedikit yang memanfaatkan hal ini untuk berbuat jahat.
Seperti menjadi penipu dengan berpenampilan seperti Sadhu dan Yogi. Atau mereka yang hanya mencari santunan saja.
Baca Juga :'Partikel Tuhan', Penemuan Gila yang Menurut Stephen Hawking Bisa Memicu Kiamat
Namun, tentu untuk melihat orang-orang langka tersebut mungkin sangat mudah dan sangat gampang dikenali.
Sebab beberapa di antaranya berpenampilan sangat identik.
Seperti 'Pangala Baba', seorang petapa yang tidak tingggal di ashrama dan hanya memilik pakaian saja.
Ia berlari-lari bukan meminta sumbangan, namun lebih pada tingkahnya yang gila.
Lalu, ketika lebih masuk ke dalam, kitaakan menemuai 'Tat Baba', seorang petapa dengan rambut terurai panjang dan terlihat tak pernah dipotong.
Ia biasanya berdiam diri dan bertapa di atas pohon.
Ia juga tak memiliki apapun kecuali hanya karung goni yang dikenakannya sebagai pakaiannya.
Cara bertapanya di atas pohon adalah sebuah upaya yang dilakukan Tat Baba untuk menebus dosa-dosanya.
Sejatinya, yang mereka lakukan adalah menjadi orang baik dan menolak untuk berbuat jahat. Namun jalan kontroversial yang di laluinya konon menimbulkan stigma berbeda bagi segelintir orang.
Dalam keyakinan aghori, mereka memakan daging manusia, meminum air seni, dan tidak pernah mengenakan pakaian.
Ini mereka dilakukan sebagai bentuk identitasnya meniru dewa siwa.
Aghori bukanlah satunya-satunya. Bahkan ada yang lebih menarik dari itu, di mana seorang petapa bernama Babaji yang konon telah berusia 2000 tahun, dan perawakannya disebutkan masih muda.
Ia tinggal di sebuah Ashram, dengan ajarannya Yoga Siddha di mana hanya orang dengan spiritualitas tinggi yang sanggup mencapai ke sana. (Afif Khoirul M)
Baca Juga :Demi Kesempurnaan Hidup, Suku Ini Memakan Daging Manusia Walau Menolak Membunuhnya