Intisari-Online.com - Sejumlah wisatawan menari membentuk lingkaran, diiringi musik Sordan dan Gondang Sabangunan.
Mereka menari Tortor di depan sebuah boneka kayu menyerupai bentuk manusia yang disebut Sigale-gale.
Pertunjukan Sigale-gale telah mengakar ratusan tahun di Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba, Sumatera Utara.
BACA JUGA: Mohamed Salah, Pahlawan Liverpool yang Mengubah Pandangan Rakyat Inggris Terhadap Islam
Kisahnya diambil dari cerita turun-temurun dan dipercaya oleh masyarakat Batak setempat.
Dikisahkan pada dahulu kala Raja Rahat memiliki putra tunggal bernama Manggale.
Sayangnya, sang putra kesayangan gugur di medan perang dan jasadnya tidak ditemukan.
BACA JUGA: Seram! Inilah Lintasan Paling Berbahaya di Dunia, Berani Mencoba?
Kesedihan karena kehilangan sang putra membuat Raja Rahat sakit.
Untuk membahagiakan kembali rajanya, para tetua di kerajaan tersebut membuat sebuah patung yang mirip dengan Manggale.
Agar patung tersebut 'hidup', para tetua itu memanggil roh Manggale yang membuat patung bisa bergerak.
Berkat patung tersebut, Raja Rahat pulih dari sakitnya.
Sejak saat itu, masyarakat Batak menyebut patung tersebut sebagai Sigale-gale, yang diambil dari nama Manggale.
Pertunjukan Sigale-gale kini tentu tidak menggunakan roh seperti di masa dahulu kala.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR