Advertorial
Intisari-Online.com – Suami saya (sudah almarhum, asli Singaraja, Bali) penggila musik keroncong yang juga jago main biola.
Itu sebabnya, sejak muda, ia sudah didaulat memimpin sebuah orkes keroncong.
la juga sering dipercaya membawa rombongan penyanyi untuk mengikuti lomba nyanyi di luar daerah, semisal lomba Bintang Radio.
Suatu kali, rombongan kami hendak berkompetisi di Denpasar.
Baca juga:Tidak Perlu Albothyl, Tanaman Obat Berikut Ini Mampu Mendepak Sariawan, Tentunya dengan Aman
Persiapan pun dilakukan dengan matang. Celakanya, justru satu hari menjelang perlombaan, penyanyi kami mengeluh sakit seriawan.
Astaga, memang benar, ada beberapa "kawah" besar di sekitar gusi dan mulutnya. Kalau sampai besok ia tak sembuh jua, kami bisa kalah sebelum bertanding.
"Mulut saya perih dan pedih, Mas," rintihnya.
Dalam situasi tak terkendali seperti itu, untungnya, ibunda suami saya cepat tanggap.
Walaupun seumur-umur tak pernah datang ke tempat praktik dokter, ia berinisiatif membuat ramuan obat.
Ajaib, setelah minum ramuan ibu mertua itu, biduanita andalan kami dapat mengikuti dan mengakhiri lomba dengan selamat dan sentosa.
Sejak itu, resep seriawan ibu mertua selalu menjadi andalan kami sekeluarga.
Mau tahu isi ramuanya? Murah dan sederhana, kok. Hanya terbuat dari daun katuk, yang biasa disantap sehari-hari sebagai sayur bening.
Di Bali, daun katuk biasa disebut daun kayumanis.
Setelah dicuci bersih, daun ditumbuk tanpa campuran apa-apa. Kemudian diperas dengan air matang dingin (bukan mendidih).
Air perasannya (berwarna hijau tua pekat) itulah yang disaring, lalu digunakan untuk berkumur. Lumer deh "kawah" seriawannya!
Mau mencoba sendiri? (Eloksatiti Susrama – Intisari April 2005)
Baca juga: Sirih, Obatnya Segala Penyakit. Mulai dari Batuk, Sariawan sampai Haid Tidak Teratur