Advertorial
Intisari-Online.com - Kepala Puskesmas di Desa Kaiely, Kecamatan Teluk Kaiely, Kabupaten Baru, Muhamad Yamin Wael rela meninggalkan tugasnya dan memilih menjadi penambang emas ilegal di kawasan Gunung Botak, Desa Dava, Kecamatan Wailata, Kabupaten Buru, Maluku.
“Kepala puskesmas tidak pernah lagi bertugas di puskesmas sejak beberapa tahun terakhir ini,” kata Kepala Desa Kaiely, Umar Taramun kepada wartawan di kantor Desa Kaiely, Kamis (19/4/2018).
Umar mengatakan, ulah pimpinan puskesmas itu dikeluhkan warga desa karena pelayanan kesehatan terganggu.
“Banyak warga yang mengeluh karena kondisi ini tentu sangat mengganggu pelayanan,” ujarnya.
Sementara itu, sejumlah warga desa setempat mengatakan, Muhamad Yamin memiliki beberapa tempat pengolahan emas atau bak rendaman di kawasan Gunung Botak.
“Kalau tidak salah dia (Yamin) punya tiga bak rendaman di Gunung Botak,” sebut warga.
Bak rendaman sendiri merupakan salah satu metode pengolahan emas secara ilegal dengan menggunakan zat mercuri.
Menurut warga, sejak pengolahan emas menggunakan zat mercuri, saat itulah Yamin mulai meninggalkan tugasnya dan memilih beraktivitas di Gunung Botak.
Baca juga:Hasil Mengejutkan Otopsi Para Selebritas Dunia, Ungkap Bagaimana Mereka Meregang Nyawa
“Sudah lama sekali, sejak sistem tong dan rendaman mulai marak saat itu dia sudah mulai beraktivitas di Gunung Botak,” ujarnya.
Salah satu petugas puskesmas di Desa Kailey, Gazali Umasugi membenarkan bahwa pimpinannya itu sudah beberapa tahun terakhir tidak lagi bertugas lagi dan lebih memilih menambang emas.
“Iya, beliau sudah lama tidak lagi bertugas efektif di sini, dan lebih berada di Gunung Botak,” ujarnya. (Rahmat Rahman Patty)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demi Emas di Gunung Botak, Kepala Puskesmas Tinggalkan Tugas Bertahun-tahun".