Bagi Jian, hal itu selalu berarti lebih dari sebuah album foto yang hidup, bukan hanya sebuah boneka. Namun bagaimanapun juga hal itu jadi berkembang.
Ia mengaku benar-benar tidak punya teman yang mengoleksi boneka. ia mungkin salah satu dari sedikit kolektor yang tidak pernah ikut suatu konvensi.
“Aku bahkan tidak pernah menganggap aku sebagai seorang kolektor. Aku hanya seorang pria yang suka boneka,” kata Jian Yang.
“Jujur saja, aku bahkan tidak melihat kebutuhan untuk menemukan orang yang berpikiran ingin ‘bermain’ dengan boneka. Aku selalu melihat hal itu sebagai sesuatu yang pribadi.”
Menurutnya, semua orang yang kenal dirinya sejak lama tahu bahwa ia selalu punya boneka.
Bahkan hal itu sudah tidak mengejutkan lagi, karena itu hakekatnya menjadi kepribadian dirinya.
Baca juga: Inilah Boneka Amish, Boneka Tanpa Wajah yang Menyimpan Cerita Tradisi Penduduknya
Jian bercerita, rumahnya dirancang untuk koleksi boneka Barbie miliknya, oleh Visual Text Architects, sebuah perusahan besar di Singapura.
Bahkan perusahaan itu tahu bahwa koleksi itu sangat digambarkan sebagai rancangan yang sesuai dengan selera pria itu.
Jian juga mengaku tidak punya sebuah boneka favorit. Boneka termahal yang dibelinya sekitar 2.000 poundsterling atau Rp 40 juta.
Namun, boneka itu bukanlah yang paling berharga. Baginya, kelangkaan boneka itu subyektif, dari banyak boneka yang dimilikinya hanya ada satu yang demikian.
“Aku pikir akan selalu ada suatu pandangan jelek dari masyarakat pada pria yang mengoleksi boneka. Tapi aku sangat bangga mengatakan bahwa aku mungkin tidak cocok ke dalam semua pandangan tersebut,” tutup Jian Yang.
Baca juga: Kabaddi, Cabang Olahraga Unik Asian Games 2018 yang Tercantum dalam Naskah Kuno Mahabharata
Source | : | StoryTrender.com |
Penulis | : | Khena Saptawaty |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR