Tapi upaya ini tak membuahkan hasil, kedua kapal Malaysia tetap berada di tempatnya.
(Baca juga: Orang-orang Ini Cemooh Sketsa Wajah Pelaku Kejahatan, Tapi Kemudian Terkejut saat Penjahat Tersebut Tertangkap)
Kondisi ini telah diamati oleh personel Kopaska yang berada di pontoon Lius Indah dan tug boat DC-2.
Tak berapa lama kemudian, dari radio komunikasi DC-2 terdengar panggilan radio Komandan KRI Todung Naga. Intinya adalah permintaan untuk membantu upaya pengusiran.
Permintaan ini langsung ditanggapi dengan tegas oleh Serka Ismail, anggota Kopaska yang saat itu berada di anjungan tug-boat.
Sebelum melaksanakan aksinya, Serka Ismail terlebih dahulu melaporkan dan meminta izin untuk meluncur ke posisi kedua kapal Malaysia kepada Komandan tim Kopaska, Lettu Laut (E) Berny.
(Baca juga: Denjaka, Pasukan Khusus TNI AL yang Misterius dan Sering Bikin Gentar Navy Seal AS)
Permintaan Ismail dituruti, Lettu Berny membekali Ismail dengan satu perahu karet bermesin, ditemani dua personel Kopaska tapi dilarang membawa senjata apapun agar tidak memicu reaksi kekerasan
Tanpa banyak membuang waktu, Ismail langsung meluncur dengan perahu karet bermotor menuju kapal Malaysia pertama.
Ia ditemani personel Kopaska bernama Serda Muhadi dan Kelasi Satu Yuli Sungkono.
Begitu mulai mendekati sasaran, Ismail mengambil alih kemudi perahu karet untuk melakukan manuver zig-zag sebagai upaya pengelabuan.
Gerakan ini dilakukan dengan kecepatan tinggi sehingga menarik perhatian seluruh awak kapal Malaysia yang sudah tampak siaga.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR