Advertorial
Intisari-Online.com -Para penumpang pesawat mungkin banyak yang heran saat melihat hubungan para pilot dan pramugari pesawat komersil tampak begitu mesra.
Tidak usah heran melihat ‘kemesraan’ antara mereka. Cemburu sih boleh-boleh saja, toh pada umumnya mereka, para pilot dan pramugari itu, ganteng dan cantik-cantik.
Para pilot dan pramugari sebagai awak pesawat sejatinya merupakan personel perusahaan yang berkualifikasi di bidangnya.
Untuk itu, mereka telah mengikuti aturan dan jenjang pendidikan termasuk tata cara dan perilaku saat bertugas.
Hubungan yang baik dan profesional sangat diperlukan demi kelancaran tugas dan untuk itu telah ada ketentuan.
(Baca juga:Kasihan, Anjing Mati Setelah Pramugari Meletakkannya ke Kompartemen Kabin Pesawat)
VIDEO: 7 DESA YANG BENAR-BENAR TERSEMBUNYI DI TEMPAT YANG TAK TERDUGA
Tujuannya agar sinergi penugasan antara pilot dan pramugari terjalin dengan baik dan tentunya untuk meningkatkan keselamatan terbang dan kerja.
Sinergi itu salah satunya termasuk tugas pramugari ‘menengok’pilot yang sedang bertugas.
Hal ini perlu dipahami bahwa menengok pilot yang sedang bertugas dan kadang membawa minuman dan makanan kecil buat pilot memang salah satu tugas pramugari (awak kabin) yang disebut Cockpit Visit.
Kegiatan ini sudah diatur dalam ketentuan International Civil Aviation Organisation (ICAO) dan juga diterjemahkan oleh semua operator penerbangan untuk dilaksanakan.
Ditinjang dari segi kesehatan, seseorang yang bertugas dalam ruang ber-AC dan high-altitude (berada di ketinggian) akan mengalami dehidrasi selain efek manusia itu sendiri dan mesin pesawat (man and machine Interference).
Berdasar hasil survei kesehatan telah disimpulkan bahwa seorang pilot yang sedang bertugas memerlukan cairan tubuh sebanyak 200 cc setiap 30 menit.
Bila pasokan ini terganggu sang pilot akan mengalami dehidrasi, untuk itu perlu minuman.
(Baca juga:Agar Tidak Mudah Tertembak Jatuh, Pilot Tempur pun Butuh Kaca Spion di Dalam Kokpit Jet Tempurnya)
Selain itu, maksud diadakannya Cockpit Visit oleh awak kabin juga untuk mengecek apakah tugas awak kokpit dalam kondisi baik, normal, sesuai dengan ketentuan dan well being (baik-baik saja serta sehat).
Dengan demikian supaya tercipta kondisi well being tadi dan bila diperhatikan menu yang disajikan kepada awak kokpit akan berbeda dengan menu penumpang.
Dalam hal ini penumpang memang tidak boleh cemburu. Ini bukan masalah diskriminasi tetapi kembali kepada masalah keselamatan kerja.
Seorang pilot memerlukan kalori sebanyak 600 kalori setiap terbang dua jam, antara dua hingga lima jam perlu kalori 1.200 dan lebih dari lima jam perlu kalori 1.800.
Oleh karena itu menu yang dapat disajikan adalah dalam bentuk light meal atau heavy meal sesuai kebutuhan kalorinya.
Namun juga masih ada ketentuan lain bahwa penyajian makanan buat pilot setiap kali tidak lebih dari 1.000 kalori.
Selain itu pilot juga dilarang untuk mengonsumsi makanan sisa penumpang terutama dessert-nya.
Maka demi menjamin keselamatan terbang bagi pilot dan kopilot, pramugari tampak beberapa kali keluar masuk kokpit.
Asal kita tahu, semua aturan penugasan, hak, kewajiban, termasuk tata cara, sopan santun, dan mengatasi keadaan darurat telah tercantum dalam buku Pedoman Awak Pesawat.
Buku ini wajib dimiliki oleh setiap maskapai penerbangan dan wajib hukumnya dilaksanakan.
Perlu juga diketahui, selepas pintu pesawat ditutup dan siap tinggal landas, tanggung jawab keselamatan penerbangan ada pada Captain In Command (CIP) atau Kapten Pilot.
Sedangkan awak kabin adalah komandan evakuasi keselamatan bila terjadi keadaan darurat, meskipun sebagian penumpang masih menganggap sebagai pelayan penerbangan.
Untuk itu setiap penumpang wajib menaati petunjuk yang diberikan baik oleh awak kokpit maupun awak kabin demi tercapainya tujuan semula: Mengantar penumpang sampai ketujuan dengan aman dan selamat.