Intisari-Online.com - Soal kecenderungan buruk tentara baru yang kurang disiplin dan bugar secara fisik, para pemimpin senior Angkatan Darat AS menyerukan program pelatihan dasar yang lebih ketat dan lebih panjang.
Seruan ini ditujukan untuk mempersiapkan pasukan yang siap bertempur untuk beberapa dekade ke depan.
“Kami punya semua alasan untuk mendapatkan hak ini (latihan dasar yang keras), dan jauh lebih sedikit alasan untuk tak melakukannya,” ujar Sekretaris AD AS Mark Esper dalam Simposium Kekuatan Global di Alabama, dilansir dari Nypost.
“Itu sebabnya kami mempertimbangkan beberapa inisiatif—dari aturan kebugaran fisik baru untuk mereformasi dan memperluas pelatihan dasar—untuk memastikan pemuda-pemuda kami menghadapi kerasnya pertempuran berintensitas tinggi.”
(Baca juga: Mengenali Jenis Pasukan Tempur TNI Angkatan Darat Berdasarkan Warna Baret)
Meskipun Esper tidak membocorokan detail apa pun tentang seperti apa Latihan Tempur Dasar (BCT) nantinya, Angkatan Darat AS telah melontarkan gagasan untuk menambah dua minggu program 10 minggunya.
Angkatan Darat AS berharap, Latihan Tempur Dasar yang dirancang ulang bisa dilaksanakan pada awal musim panas tahun ini.
Latihan Tempur Dasar Angkatan Darat AS saat ini melingkupi tiga tahap.
Yang pertama adalah “Fase Merah”. Fase ini terdiri atas tiga minggu pertama latihan, di mana para calon prajurit mulai belajar latihan dan upacara, meresapi 7 “Nilai-Nilai Inti Angkatan Darat, pertempuran tak senjata, dan pertolongan pertama”.
Pada fase ini, rekrutan juga diperkenalkan dengan senjata standar seperti senapan serbu M-16 dan karabin M-4.
Fase kedua, dikenal sebagai “Fase Putih”, tentara mulai berlatih mengincar target dengan senapan mereka, dan berkenalan dengan senjata lain seperti peluncur granat dan senapan mesin. Para rekrutmen juga menyelesaikan kursus halang-rintang, dan belajar untuk bekerja bersama tentara lain.
Pada fase terakhir, atau “Fase Biru”, kita akan melihat para prajurit menyelesaikan Tes Kebugaran Fisik Tentara (APFT), belajar operasi tempur malam hari, dan melakukan long-march sejauh 10-15 km.
(Baca juga: (Foto) Selama Perang Dunia II, Tentara AS Bangun Kota Palsu Untuk Lindungi Produksi Boeing dari Serangan Udara)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR