Advertorial
Intisari-Online.com - Pendidikan di Jepang telah lama dianggap penting.
Pada akhir 1800-an, para pemimpin Meiji membentuk sistem pendidikan publik, sehingga sangat meningkatkan tingkat melek huruf di negara.
Bahkan pada periode Edo, lebih dari 70% dari semua anak pergi ke sekolah.
Hari ini, 99% orang di Jepang dapat membaca dan menulis, sekolah masih dilihat sebagai batu loncatan yang sangat penting di awal kehidupan.
Namun pernahkah Anda bertanya-tanya seperti apa kehidupansehari-hari di sekolah Jepang?
Berikut adalah daftar sepuluh hal yang menarik mengenai kehidupan di sekolah Jepang:
1. Guru Tidak Mengirim Siswa Keluar Kelas
Dalam pelajaran di kelas, mungkin akan ada sati atau dua (bahkan lebih) siswa yang cenderung melakukan kesalahan seperti tidak mengerjakan PR, ramai saat pelajaran, dan sebagainya.
Ini adalah salah satu dari banyak tantangan yang dihadapi para guru dalam pekerjaan mereka.
Di banyak negara di luar Jepang, mengirim siswa yang nakal keluar dari kelas adalah praktik standar.
(Baca juga: Kisah Paranormal ‘Pengambil’ Harta Karun: Perang Batin Jika Harta Itu Tidak Boleh Diambil oleh Si Penunggu)
Namun, itu tidak besar di sekolah Jepang.
Pasal 26 Konstitusi Jepang menyatakan, "Semua orang berhak untuk menerima pendidikan yang setara ..." dan karena itu, guru-guru Jepang tidak berani mengirim siswa keluar dari kelas.
Namun, ada kejadian langka di mana ini terjadi jika seorang siswa terus melakukan kesalahan seperti kita tahu, Nobita dalam anime Doraemon misalnya (yang sering tidak mengerjakan PR).
2. Setiap SiswaMakan Makanan yang Sama untuk Makan Siang
Satu fakta menarik tentang sekolah umum Jepang adalah bahwa setiap orang makan makanan yang sama.
Seperti di banyak negara lain, siswa dapat memilih antara membeli makan siang di kafetaria atau membawa kotak makan siang mereka sendiri.
Namun di Jepang, siswa dilatih untuk makan jenis makanan yang sama, membuat dan menyajikan makanan dalam waktu yang diizinkan.
Makan siang buatan sendiri biasanya terdiri dari nasi, sayuran, beberapa jenis ikan, rumput laut, dan kadang-kadang ayam.
Setelah makan siang, mereka juga bertanggung jawab untuk membersihkan dan mengembalikan wadah makan, semua di bawah pengawasan guru.
Sungguh luar biasa mengajarkan anak-anak tentang melayani orang lain, dan mengambil tanggung jawab untuk menjaga kebersihan lingkungan mereka.
3. Siswa dan Guru Makan Bersama di Dalam Kelas
Hampir sama dengan poin sebelumnya, guru dan siswa makan siang dalam kelompok dengan meja dan kursi mereka diatur untuk saling berhadapan, terutama di sekolah menengah pertama.
Tumbuh di tempat di mana sekolah melarang makan di dalam kelas, itu benar-benar mengejutkan ketika mengetahui bahwa ruang kelas bukan hanya tempat untuk belajar tetapi juga untuk menikmati makan siang juga.
Seperti disebutkan sebelumnya, umumnya tidak ada kafetaria, kantin atau area yang ditetapkan bagi siswa untuk pergi dan makan, kecuali di beberapa sekolah dasar.
Sementara beberapa orang mungkin cenderung berpikir gaya ini dapat terlalu eksklusif karena anak-anak tidak dapat menikmati makan siang mereka bersama siswa dari kelas lain.
Namun, saat makan siang, anak-anak cenderung untuk tetap dalam kelompok yang hanya berisi teman dekat mereka, jugamemungkinkan mereka untuk berbaur dan berinteraksi dengan semua orang di kelas.
4. Siswa Tetap Bisa Mengikuti Keluusan Walau Nilai Ujian Gagal
Apakah ini mengejutkan Anda?
Di beberapa negara,siswa yang tidak belajar dengan baik di sekolah ditahan untuk tidak naik kelas.
Beruntung bagi beberapa siswa diJepang, mereka selalu naikke kelas berikutnya terlepas dari nilai ujianmereka.
Seorang siswa dapat gagal setiap tes dan melewatkan kelas, tetapi masih dapat bergabung dengan upacara kelulusan pada akhir tahun.
Nilai ujian mereka hanya penting ketika mereka mengikuti ujian masuk untuk SMA dan universitas.
Namun, ini tidak berarti bahwa siswa di Jepang tidak perlu bekerja keras!
5. Tidak Ada Petugas Kebersihan
Di Jepang, sekolah tidak bergantung pada petugas kebersihan untuk kebersihan.
Sebagai gantinya, siswa menyingsingkan lengan baju mereka dan membersihkan setiap bagian dari sekolahmereka, termasuk toilet.
Siswa, guru, staf sekolah, dan bahkan pemimpin sekolah peringkat tertinggi seperti wakil kepala sekolah dan kepala sekolah semua bergabung bersama dalam pembersihan, dengan masing-masing orang yang ditugaskan di wilayah mereka sendiri.
6. Siswa dan Guru Masih Bekerja Bahkan Selama Liburan Sekolah
Guru tidak benar-benar mendapatkan liburan, kecuali pada hari libur nasional, karena mereka masih harus pergi bekerja untuk memenuhi tanggung jawab mereka di sekolah.
Di sekolah menengah pertama, siswa adalah bagian dari anggota dari klub.
Klub-klub ini diawasi oleh guru sendiri dan bahkan kegiatan tertentu seperti pelatihan olahraga terus berlanjut selama masa liburan.
Tentu saja para siswa diberikan banyak PR selama liburan.
7. Siswa Menggunakan Tas Sekolah yang Sama
Di sekolah menengah pertama, siswamenggunakan tas sekolah yang sama persis yang disediakan oleh sekolah dengan lambang logo sekolah.
Demikian juga siswa SD juga menggunakan ransel seragam yang disebut 'randoseru'.
Tas ini bahkan cukup digemari oleh orang-orang di luar Jepang.
8. Kegiatan Klub Pagi dan Setelah Sekolah
Siswa yang menjadi anggota klub olahraga memiliki kegiatan klub baik sebelum maupun sesudah sekolah setiap hari.
Beberapa di antaranya termasuk klub olahraga di mana anak-anak harus berlari beberapa kilometer sehari untuk tetap bugar.
Ini biasanya menghasilkan efek lelah, mengantuk, dan berkeringat di kelas.
Mereka semua diharapkan bangun pagi-pagi sekali dan pulang terlambat untuk memenuhi komitmen aktivitas klub mereka.
Namun walau melelahkan, mereka sangat bangga dengan klub dan bekerja keras untuk klub mereka.
9. Sekolah Jepang Tidak Gunakan Teknologi Tinggi Seperti yang Anda Pikirkan
Jepang mungkin adalah salah satu negara paling progresif di bidang sains dan teknologi, tetapi Anda mungkin berpikir dua kali jika mendapat kesempatan untuk melihat bagian dalam sekolah mereka.
Dalam banyak kasus, pena dan kertas masih lebih disukai daripada perangkat elektronik.
Namun, teknologi telah perlahan masuk ke sekolah dan membantu meningkatkan bahan ajar dan meningkatkan fasilitas di sekolah Jepang.
Contoh sederhana, Alih-alih memakai AC, kipas listrik banyak digunakan untuk menghemat listrik pada musim panas.
Saat musim dingin, pemanas sentral sangat jarang dan dalam banyak kasus, hanya pemanas minyak tanah yang tersedia.
10. Ketenangan Tidur Terjadi di Ruang Kelas
Dengan pekerjaan rumah, tugas selama liburan, klub sekolah, kegiatan pada akhir pekan, dan membersihkan seluruh sekolah, ini membuat mereka kelelahan.
Akibatnya, para siswa yang tidak bisa lagi melawan kelelahan akan mengantuk dan cenderung tertidur selama pelajaran.
Anda mungkin juga terkejut bahwa para guru cenderung membiarkan mereka tidur!
Bahkan guru akan bersimpati dengan betapa lelahnya mereka.
Meskipun seorang guru dapat membangunkan siswa yang tidur di kelas sekali atau dua kali, tidak lazim melihat seorang siswa ditegur karena tidur. (Adrie P. Saputra)
(Baca juga: Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang)